backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

10 Manfaat Cokelat untuk Ibu Hamil dan Batas Konsumsinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

    10 Manfaat Cokelat untuk Ibu Hamil dan Batas Konsumsinya

    Cokelat merupakan salah satu pilihan camilan sehat untuk ibu hamil. Namun, untuk merasakan manfaat cokelat untuk ibu hamil dan janin, Anda perlu memilih jenis cokelat yang tepat.

    Lalu, seperti apa cokelat yang baik untuk ibu hamil? Berapa banyak Anda boleh memakannya? Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.

    Bolehkah ibu hamil makan cokelat?

    Tidak semua jenis cokelat baik untuk ibu hamil dan janin. Ibu hamil lebih disarankan untuk mengonsumsi cokelat hitam (dark chocolate).

    Cokelat hitam mengandung kakao murni paling tinggi, yaitu 50–100 persen. Umumnya, jenis cokelat ini juga tidak mengandung gula atau susu tambahan.

    Tingginya kandungan kakao murni pada cokelat hitam membuat rasanya cenderung lebih pahit.

    Meskipun pahit, cokelat hitam merupakan sumber antioksidan kuat dan beberapa mineral yang bermanfaat untuk ibu hamil, seperti zat besi dan magnesium.

    Perlu diketahui juga bahwa cokelat hitam mengandung kafein. Seperti halnya minum kopi saat hamil, konsumsi dark chocolate secara berlebihan bisa meningkatkan kadar kafein sehingga berisiko bagi kesehatan janin.

    Maka dari itu, penting untuk membatasi konsumsi cokelat guna memperoleh manfaat kesehatan untuk ibu hamil dan janin.

    Batas aman makan cokelat saat hamil

    Para ahli umumnya menyarankan ibu hamil untuk membatasi konsumsi cokelat hitam sekitar 30–40 gram (g) atau setara dengan dua keping cokelat batangan setiap hari.

    Manfaat cokelat untuk ibu hamil dan janin

    ibu hamil makan cokelat

    Dengan berbagai kandungan gizi yang dimilikinya, berikut ini adalah beberapa manfaat cokelat yang bisa didapatkan oleh ibu hamil dan janin.

    1. Mendukung perkembangan janin

    Konsumsi cokelat hitam mampu mendukung perkembangan janin dengan meningkatkan aliran darah menuju rahim dan plasenta.

    Dikutip dari situs UT Southwestern Medical Center, manfaat ini berasal dari kandungan flavonoid yang memiliki efek vasodilatasi (melebarkan pembuluh darah).

    Pembuluh darah yang melebar akan memberi ruang bagi aliran darah yang lancar. Aliran darah yang kaya zat gizi dan oksigen ini akan mendukung fungsi plasenta sehingga janin tumbuh dengan baik.

    2. Menurunkan risiko kelahiran prematur

    Kekurangan magnesium saat hamil berkaitan dengan risiko kontraksi dini. Kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko keguguran hingga kelahiran prematur.

    Cokelat hitam merupakan sumber mineral magnesium yang baik. Dalam 30 gram cokelat hitam, terkandung 64,6 milligram magnesium atau setara dengan 19,5% kebutuhan harian pada ibu hamil.

    Ibu hamil yang makan cokelat hitam rutin diyakini memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami komplikasi kehamilan tersebut.

    3. Membantu mencegah preeklampsia

    Salah satu manfaat cokelat untuk ibu hamil adalah mengurangi risiko preeklampsia, yaitu komplikasi kehamilan serius yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urine.

    Penelitian dari Yale School of Medicine menyebutkan bahwa ibu hamil yang makan lebih dari lima porsi cokelat dalam seminggu memiliki risiko lebih rendah untuk terkena preeklampsia.

    Selain itu, konsumsi cokelat hitam juga diketahui meningkatkan kadar theobromine dalam tubuh. Hal ini mampu menurunkan risiko preeklampsia hingga sebesar 70 persen.

    4. Mengontrol nafsu makan

    Anda tetap perlu mengatur pola makan meski tengah berbadan dua. Bila tidak, pola makan yang kurang tepat bisa menyebabkan kelebihan berat badan saat hamil.

    Studi yang diterbitkan dalam FASEB Journal (2021) menemukan bahwa cokelat dapat membantu membatasi nafsu makan dengan memengaruhi bakteri di dalam saluran pencernaan.

    Cokelat diketahui berperan layaknya prebiotik, yakni sumber makanan bagi bakteri baik di dalam usus. Hal ini dapat mendukung proses metabolisme yang sehat.

    5. Mengatasi susah buang air besar

    Kandungan magnesium yang cukup tinggi dalam cokelat hitam juga berperan sebagai obat pencahar alami untuk mengatasi sembelit pada ibu hamil.

    Magnesium dapat mengendurkan otot-otot usus sehingga melancarkan aliran feses dalam saluran pencernaan.

    Dikutip dari laman Michigan Medicine, mineral ini juga mampu menarik air ke dalam usus. Feses pun menjadi lebih lunak dan besar sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan.

    6. Mencegah anemia

    makan cokelat saat hamil

    Zat besi dalam cokelat hitam juga mempunyai manfaat untuk mencegah anemia pada ibu hamil.

    Mineral ini diperlukan untuk membentuk hemoglobin, yakni protein dalam sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan dan organ tubuh.

    Janin di dalam kandungan dapat menyerap sebagian besar zat besi pada tubuh ibu hamil. Akibatnya, Anda pun kekurangan zat besi dan rentan mengalami anemia.

    7. Mengurangi stres

    Menjalani kehamilan bukanlah perkara mudah. Saat Anda merasa kewalahan, makan cokelat dapat membantu meredakan stres dan membuat pikiran lebih tenang.

    Penelitian asal University of Dammam, Arab Saudi, menemukan konsumsi cokelat hitam (dark chocolate) dan cokelat susu (milk chocolate) berpotensi mengurangi stres saat hamil.

    Kandungan flavonoid dalam kedua jenis cokelat ini membantu mengurangi pelepasan hormon yang memicu stres, seperti kortisol dan adrenalin.

    8. Meningkatkan kualitas tidur

    Cokelat hitam mengandung sejumlah kecil L-theanine, yakni sejenis asam amino yang dapat membantu memberikan efek relaksasi dan meningkatkan kualitas tidur.

    Hal ini bermanfaat bagi ibu hamil yang sering mengalami gangguan tidur seperti susah tidur dan insomnia, terutama selama trimester ketiga.

    Jika tidak diatasi, insomnia pada ibu hamil berpotensi meningkatkan risiko kelahiran prematur, persalinan yang lebih lama, dan ibu melahirkan dengan operasi caesar.

    9. Meningkatkan fungsi kognitif

    Konsumsi cokelat untuk ibu hamil juga mempunyai manfaat untuk mengatasi pregnancy brain.

    Istilah ini merujuk pada kondisi ibu hamil yang mengalami penurunan fungsi kognitif, misalnya mendadak sering lupa, sulit berkonsentrasi, hingga merasa linglung.

    Sebuah penelitian yang dimuat pada jurnal Foods (2018) menemukan konsumsi cokelat hitam selama delapan hari terbukti mampu memberikan efek baik pada performa kognitif.

    10. Membuat bayi lebih tenang dan bahagia

    Temuan dari sekelompok peneliti di University of Helsinki, Finlandia, menunjukkan hubungan antara konsumsi cokelat pada ibu hamil dan perilaku bayi yang lahir.

    Diketahui, ibu hamil yang teratur makan cokelat selama masa kehamilan memiliki bayi dengan perilaku yang cenderung positif, seperti lebih tenang dan bahagia.

    Namun, temuan dari studi ini perlu diteliti lebih lanjut. Pandangan positif ibu pada bayinya ini mungkin lebih disebabkan oleh cokelat yang membuat suasana hati jadi lebih baik.

    Meskipun cokelat dapat memberikan sejumlah manfaat untuk ibu hamil dan janin, tetaplah ingat untuk mengonsumsinya secukupnya saja.

    Terlalu banyak makan cokelat, terutama cokelat susu yang tinggi gula, dapat mengakibatkan kelebihan berat badan yang berbahaya bagi ibu hamil dan kandungannya.

    Berkonsultasilah dengan dokter Anda untuk mendapatkan saran yang sesuai mengenai pola makan yang sehat selama kehamilan, termasuk jika Anda ingin makan cokelat.

    Kesimpulan

    • Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi cokelat hitam atau dark chocolate.
    • Cokelat hitam mengandung kakao murni yang kaya antioksidan dan mineral, seperti magnesium dan zat besi, yang dibutuhkan selama kehamilan.
    • Makan cokelat untuk ibu hamil memberikan banyak manfaat, seperti mendukung perkembangan janin, mencegah preeklampsia, mengontrol nafsu makan, dan mengurangi stres.
    • Saat hamil, wanita perlu membatasi konsumsi cokelat hanya 30–40 gram atau setara dua keping cokelat batangan setiap hari.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan