Depresi

Kalau dulu biasanya dijodohkan sehingga sejelek2nya orang terpaksa menerima krn sdh dijodohkan begitu. Tapi justru nikah lebih langgeng daripada zaman sekarang yang lebih suka pilih sendiri dan tetap nikah tanpa restu keluarga. Kalau wanita pilih jodoh biasanya milih yang tajir, pintar, tampan, dll tapi belum tentu bisa dapat yang seperti itu karena orang spt itu juga milih wanita yang cantik, anggun, lemah lembut, keibuan, penampilan rapi dan modis, dll. meskipun pendidikan tidak sampai sarjana. Jadi biasanya kriteria pria dlm memilih jodoh bagaimana? Apakah harus bisa masak, perilaku normal, urus rumah tangga, dll meskipun tidak cantik dan pendidikan sarjana? Jadi saya sering iri lihat pria tampan tapi isterinya jelek shg sering saya teror sampai akhirnya kena love scammers baru stop. Tujuan saya menikah agar ada yang menafkahi shg tdk jadi beban keluarga dan teman2 dan tidak sebatang kara di hari tua. Dulu sdh berusaha dikenalkan orang tapi saya tdk mau kalo tdk tampan, pintar, k

Kalo mau masuk SMP dan SMA favorit biasanya diminta syarat nilai EBTANAS atau sekarang Ujian Nasional hrs memenuhi syarat penerimaan. Kalo masuk universitas biasanya tdk diminta nilai EBTANAS tapi tes seleksi. Ada juga yg dimintai nilai EBTANAS. Lalu kalo masuk S-2 dan S-3 hrs memenuhi syarat minimal IPK yg ditentukan sebagai syarat penerimaan dan surat rekomendasi dari dokter, dosen jenjang sebelum S-2 atau S-3, atasan. Juga ada tes tulis dan wawancara termasuk nilai minimal TOEFL dan sejenisnya. Lalu waktu melamar pekerjaan ada perusahaan yang menerapkan syarat minimal IPK untuk diterima bekerja. Jadi jikalau lulus kuliah dengan IPK rendah akan sulit cari kerja dan tdk bisa lanjut ke jenjang yang lebih tinggi? Lalu apakah jikalau IPK tinggi dan bisa lulus S-3 dengan predikat cum laude apakah lebih mudah dapat kerja dan sukses? Lalu kalo ada pendapat bahwa IQ berhubungan dengan kreativitas sampai 120 tapi di atas itu tdk berlaku lagi krn orang cerdas sekali belum tentu kreatif. Jad

Apakah deja Vu bisa termasuk salah satu gangguan jiwa? Bila orang mengalami deja Vu apakah masih bisa hidup normal? Saya sering mimpi kembali ke masa SMP, SMA, kuliah sampai S-2 dan dlm mimpi ikut ujian yang sulit tapi setelah itu terjaga. Pernah mimpi belum lulus S-2 padahal sudah lulus dan pernah mimpi mau masuk S-3 tapi bukunya tebal dan berat spt sangat sukar untuk belajar dan dlm mimpi kuliah S-3 sering tertinggal saat mencatat dan lupa pinjam TEMAN shg kalo mau ujian catatan BLM lengkap. Apakah itu termasuk gejala deja Vu? Sekarang sudah 4 kali juara fotogenik dan menyanyi tingkat nasional online dan sekali juara cipta puisi online tinggal tunggu kalo menang lomba menulis hadiahnya besar. Sebelum itu saya sering mimpi nyanyi dan dapat applause dan setelah itu diajak ke karaoke sampai juara nyanyi tingkat nasional online. Video di YouTube ada yang setelah selesai menyanyi lagu kebangsaan terdengar suara applause samar2 apakah berarti sudah dilihat banyak netizens dan pihak YouT

Ketika masih kecil dulu boleh dibilang cuek dan acuh tak acuh terhadap omongan orang tentang saya sehingga lulus SD masuk 10 besar siswa berprestasi dan juara 2 EBTANAS sekarang Ujian Nasional se-kecamatan. Jadi waktu itu tidak pernah iri terhadap orang lain dan pikiran jernih. Tapi ketika mulai masuk SMP mulai iri lihat orang pacaran, TEMAN yang lebih pintar, lebih cantik, lebih favorit daripada saya. Selama kuliah sampai sekarang masalah utama iri lihat orang pacaran dan nikah muda atau mapan. Tapi sekarang perasaan sering berubah-ubah tergantung mood. Kalo di rumah malas makan dan sering stres tapi di luar rumah gembira dan suka makan. Iri lihat orang pacaran tapi dikenalkan orang tdk mau. Sekarang saya juga punya iri yang lain yaitu jor2an suara ketika menyanyi tapi tdk sombong meskipun sekarang sudah menang lomba nyanyi online tingkat nasional yang sangat langka. Jadi perasaan sering berubah-ubah dan tidak stabil kdg2 ingin dipuji kdg2 minder atau terlalu PD, kadang bangga kada