Semua peneliti dari studi-studi tersebut menyatakan bahwa penyakit stroke yang dialami pasien gangguan mental ini berhubungan dengan respon yang dilakukan tubuh ketika gangguan mental tersebut terjadi.
Pertama, tubuh akan melakukan respon alami ketika mengalami gangguan mental, yaitu respon fight-or-flight. Respon ini akan secara otomatis dilakukan oleh tubuh ketika merasa terancam, tertekan, dan stres.
Sementara itu, respons tersebut akan menyebabkan perubahan berbagai fungsi tubuh, seperti tekanan darah meningkat, serta membuat jantung memompa darah lebih cepat. Perubahan fungsi tubuh inilah yang dapat meningkatkan risiko stroke pada pasien gangguan mental.
Selain itu, orang yang mengalami gangguan mental, seperti depresi, biasanya akan mencari tempat pelarian dan melakukan berbagai kebiasaan buruk yang dapat meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung lainnya. Contohnya, mengonsumsi minum-minuman beralkohol, tidak bisa tidur atau mengalami insomia, atau menjadikan makanan sebagai pelariannya sehingga ia makan dengan porsi yang tidak terkontrol.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar