backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Asbestosis

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 31/08/2023

Asbestosis

Bahan bangunan seperti asbes ternyata bisa menyebabkan masalah pada paru jika partikel-partikelnya terhirup. Dalam dunia medis, kondisi tersebut dikenal sebagai asbestosis. Yuk, kenali gejala hingga pengobatannya pada uraian berikut!

Apa itu asbestosis?

Asbestosis adalah penyakit paru-paru kronis akibat menghirup serat asbes dalam jangka panjang.

Serat ini terperangkap di dalam alveolus (kantong udara di dalam paru-paru yang menjadi tempat pertukaran udara), kemudian mengiritasi dan melukai jaringan paru-paru.

Penyakit ini bersifat progresif, yang berarti memburuk dari waktu ke waktu. Jika tidak diobati dengan segera, asbestosis dapat menyebabkan fibrosis paru.

Dampak asbestosis bisa semakin parah dan bahkan meningkatkan risiko kanker paru-paru bila Anda adalah seorang perokok. 

Tanda dan gejala asbestosis

perbedaan batuk kering dan berdahak

Pada kebanyakan kasus, gejala asbestosis muncul dalam 10–40 tahun setelah paparan. Berikut gejala yang umumnya terjadi.

  • Clubbing fingers (ujung jari melebar dan menjadi lebih bulat dari seharusnya).
  • Batuk kering yang persisten (berlangsung lama).
  • Napas pendek, biasanya saat berolahraga dan semakin bertambah parah saat Anda melakukan aktivitas berat.
  • Nyeri dada.
  • Kelelahan ekstrem.
  • Ada suara bising pada paru-paru saat menghirup udara.

Jika Anda mengalami kondisi di atas, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Penyebab asbestosis

Penyebab asbestosis adalah serat asbes yang mengiritasi jaringan paru-paru. Serat ini muncul karena bahan yang mengandung asbes dapat terkelupas menjadi partikel kecil.

Ketika Anda bernapas, partikel asbes ini bisa terhirup dan terperangkap di dalam alveolus. Dalam jangka panjang, partikel asbes dapat merusak jaringan paru-paru.

Kondisi ini menyebabkan paru-paru menjadi kaku dan tidak dapat mengembang secara normal. Akibatnya, muncul berbagai masalah pernapasan sebagai gejalanya.

Faktor risiko asbestosis

Risiko kerusakan paru akibat partikel asbes lebih besar pada orang-orang yang memiliki pekerjaan berikut ini.

  • Penambang asbes.
  • Mekanik mobil.
  • Pekerja konstruksi bangungan.
  • Pekerja galangan kapal atau kereta api.

Risiko asbestosis umumnya terkait dengan jumlah dan durasi paparan asbes. Semakin besar paparan, semakin besar risiko kerusakan paru-paru.

Anggota keluarga di rumah juga bisa ikut terpapar asbes para pekerja. Ini karena ketika pekerja tersebut pulang ke rumah, serat asbes dapat menempel pada pakaian.

Orang yang tinggal di dekat tambang juga dapat terpapar serat asbes yang beterbangan di udara.

Diagnosis asbestosis

Penyakit pada paru-paru ini mungkin sulit didiagnosis karena gejala yang ditimbulkan mirip dengan gangguan saluran pernapasan lainnya.

Oleh karena itu, dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakan diagnosis.

Berikut berbagai tes kesehatan yang direkomendasikan dokter untuk mendiagnosis penyakit asbestosis.

  • Pemeriksaan fisik, yakni dokter akan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara yang muncul dari paru-paru.
  • Tes pencitraan, seperti rontgen dan CT scan untuk mendapatkan gambaran paru-paru yang mengalami iritasi.
  • Tes fungsi paru-paru, misalnya menggunakan spirometer (spirometri) untuk mengetahui seberapa lama Anda dapat menghirup dan mengembuskan napas.
  • Tes kesehatan tambahan, contohnya bronkoskopi dan thoracentesis untuk mengambil sebagian jaringan atau cairan paru-paru untuk melihat adanya tanda-tanda abnormal.

Pengobatan asbestosis

Pakai oksigen

Tidak ada pengobatan untuk memperbaiki kerusakan pada alveolus akibat partikel asbes. Meski begitu, perawatan dapat memperlambat perkembangan penyakit, menghilangkan gejala, dan mencegah komplikasi.

Anda memerlukan perawatan rontgen dada, CT scan, dan tes pernapasan secara berkala, tergantung pada tingkat keparahan kondisi Anda.

Berikut pengobatan yang dilakukan pasien untuk mengobati asbestosis, seperti dilansir situs Mayo Clinic.

1. Terapi

Untuk meringankan kesulitan bernapas yang disebabkan oleh paparan asbes tingkat lanjut, dokter mungkin meresepkan oksigen tambahan.

Oksigen akan diberikan melalui selang plastik tipis yang dihubungkan ke masker yang dikenakan pada hidung dan mulut Anda.

Berpartisipasi dalam program rehabilitasi paru dapat membantu beberapa orang yang mengalami asbestosis.

Perawatannya meliputi latihan teknik pernapasan dan relaksasi, cara untuk meningkatkan kebiasaan aktivitas fisik, serta edukasi untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

2. Operasi

Operasi merupakan pengobatan tahap lanjut. Perawatan ini direkomendasikan jika kerusakan yang terjadi pada paru sudah cukup berat sehingga menimbulkan gejala yang parah.

Cara mencegah asbestosis

Mengurangi paparan asbes adalah cara terbaik untuk mencegah asbestosis. Jika Anda bekerja di tempat pengolahan asbes, selalu ikuti upaya keselamatan yang diterapkan di sana.

Biasanya, para pekerja harus menggunakan alat pelindung khusus saat bekerja, seperti masker, kacamata, dan pakaian pelindung.

Apabila Anda mengalami gejala masalah paru, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter agar Anda mendapatkan perawatan yang tepat.

Kesimpulan

  • Asbestosis adalah penyakit paru-paru kronis akibat menghirup serat asbes dalam jangka panjang.
  • Jika tidak diobati dengan segera, asbestosis dapat menyebabkan fibrosis paru.
  • Gejalanya antara lain batuk kering, clubbing fingers, nyeri dada, dan suara bising pada paru-paru saat bernapas.
  • Orang-orang yang bekerja sebagai penambang asbes, mekanik mobil, serta pekerja konstruksi bangunan paling berisiko mengalami kondisi ini.
  • Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menghindari paparan asbes dan mengenakan pakaian pelindung saat bekerja.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 31/08/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan