backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Yellow Nail Syndrome, Sindrom Langka yang Membuat Kuku Kuning

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 25/07/2022

    Yellow Nail Syndrome, Sindrom Langka yang Membuat Kuku Kuning

    Masalah pada kuku ternyata tidak hanya berpengaruh pada keindahan fisik, tapi juga bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan. Yellow nail syndrome atau sindrom kuku kuning bisa menandakan gangguan sistem limfatik atau peredaran darah.

    Simak penjelasan lengkapnya untuk tahu penyebab yellow nail syndrome dan apakah berbahaya untuk kesehatan.

    Apa itu yellow nail syndrome?

    Yellow nail syndrome adalah kondisi kuku tangan atau kaki yang menjadi kuning.

    Penyakit yang sering disebut dengan sindrom kuku kuning ini juga disertai dengan bentuk kuku yang menebal, kuku melengkung, bahkan retak dan patah.

    Anda dapat membedakan yellow nail syndrome dengan penyakit kuku lainnya dengan melihat gejala lain yang muncul dan pemeriksaan oleh dokter.

    Meski termasuk langka, sindrom kuku kuning dapat menyerang siapa saja.

    Pada kebanyakan kasus, yellow nail syndrome ini terjadi pada orang dewasa berusia di atas 50 tahun dan sangat jarang menjangkiti anak-anak.

    Tanda dan gejala sindrom kuku kuning

    yellow nail syndrome

    Gejala sindrom kuku kuning bisa muncul bersama pembengkakan di beberapa bagian tubuh dan gangguan pernapasan.

    Perubahan pada kuku

    Tidak hanya berubah menjadi kuning, kondisi kuku pada penderita yellow nail syndrome bisa ditandai dengan ciri-ciri berikut.

    • Pertumbuhan kuku yang lambat atau tidak tumbuh.
    • Kuku menjadi lebih tebal dan berwarna kuning pucat atau kehijauan.
    • Sisi luar kuku berwarna lebih gelap dan melengkung.
    • Hilangnya kutikula yang berfungsi melindungi kuku.
    • Kuku jadi mudah patah atau terlepas dari kulit bawah kuku.

    Terjadinya pembengkakan pada bagian tubuh

    Tidak hanya memengaruhi warna kuku, yellow nail syndrome juga dapat menyebabkan penumpukan cairan pada kaki.

    Tak jarang, gejala ini baru terlihat beberapa bulan setelah mengalami masalah kuku kuning. Pembengkakan ini terjadi pada 80% penderita sindrom kuku kuning,

    Saat bengkak di kaki muncul, bagian pergelangan juga terlihat membengkak. Namun, pembengkakan jarang terjadi pada area tangan, wajah, atau alat kelamin.

    Mengalami gangguan pernapasan

    Penumpukan cairan pada penderita sindrom kuku kuning juga bisa terjadi di jaringan paru-paru, yang disebut juga efusi pleura.

    Melansir dari laman DermNet, sekitar 36% pasien mengalami efusi pleura selama mengalami sindrom kuku kuning dan 30% mengalaminya sebagai gejala awal.

    Selain itu, penderita sindrom kuku kuning rentan mengalami gangguan pernapasan seperti bronkitis, sinusitis kronis, dan pneumonia. Penyakit ini bisa terjadi beberapa kali.

    Penyebab dan faktor risiko yellow nail syndrome

    yellow nail syndrome

    Melansir dari laman National Library of Medicine, belum diketahui secara pasti apa saja penyebab sindrom kuku kuning.

    Namun, beberapa ahli menyebutkan bahwa sindrom kuku kuning erat kaitannya dengan gangguan sistem limfatik atau peredaran darah.

    Ketika sistem sirkulasi darah tidak lancar, terjadi penumpukan cairan di jaringan lunak bawah kulit.

    Inilah yang menyebabkan terjadinya pembengkakan di bagian tubuh terutama pada kaki bagian bawah atau pergelangan kaki.

    Selain itu, risiko seseorang bisa terkena sindrom kuku kuning meningkat pada kelompok berikut:

    • memiliki penyakit autoimun,
    • menderita kanker,
    • mengalami sindrom nefrotik,
    • mengalami rheumatoid arthritis, dan
    • memiliki riwayat penyakit tiroid.

    Diagnosis sindrom kuku kuning

    Saat Anda mengalami perubahan warna kuku menjadi kuning, tak perlu panik karena tidak semua kondisi kuku kuning adalah yellow nail syndrome.

    Selain masalah kuku kuning, diagnosis yang akan dilakukan oleh dokter akan meliputi beberapa gejala yang menyertai.

    Untuk itu, kemungkinan dokter akan memeriksa area tubuh yang berisiko dipengaruhi oleh sindrom kuku kuning, misalnya di bagian kaki yang rentan mengalami pembengkakan.

    Pemeriksaan di bagian paru-paru juga akan diperlukan untuk melihat adanya gangguan pernapasan.

    Pengobatan yellow nail syndrome

    yellow nail syndrome

    Mengalami yellow nail syndrome bukan berarti menjadi akhir dari segalanya. Biasanya dokter akan membantu Anda mendapatkan penanganan terbaik dengan cara mengurangi gejala yang dialami.

    Saat mengalami sindrom kuku kuning, perubahan bentuk kuku jarang sekali dapat kembali seperti semula.

    Meski demikian, ada beberapa pengobatan yang biasanya dilakukan oleh dokter.

    1. Vitamin E

    Beberapa penelitian menunjukkan efektivitas konsumsi suplemen vitamin E dapat mengendalikan gejala sindrom kuku kuning.

    2. Suplemen zinc

    Dokter bisa juga memberikan suplemen zinc pada penderita sindrom kuku kuning. Namun, suplemen ini belum diketahui seberapa efektif dapat menangani gejala yang muncul.

    3. Obat diuretik

    Untuk sindrom kuku kuning yang disertai dengan pembengkakan, dokter biasanya akan meresepkan obat diuretik. Obat ini digunakan untuk mengeluarkan cairan berlebih lewat urine.

    Sebagian penderita sindrom kuku kuning dapat sembuh sepenuhnya dengan bantuan ahli medis dan penanganan tepat.

    Namun, pemeriksaan secara berkala tetap perlu dilakukan selama beberapa waktu untuk memastikan gejala yang dialami benar-benar hilang.

    Pengobatan di rumah

    Tidak semua masalah kuku kuning berarti mengalami yellow nail syndrome. Anda mungkin saja hanya mengalami infeksi jamur kuku biasa.

    Namun, perubahan warna kuku yang terjadi karena sindrom kuku kuning biasanya bersifat permanen.

    Meski begitu, Anda tetap bisa melakukan perawatan kuku di rumah dengan menggunakan salep antijamur dan krim vitamin E. Ini untuk mencegah timbulnya masalah kuku lainnya.

    Jika Anda mengalami masalah kuku kuning yang disertai gejala pembengkakan dan gangguan pernapasan, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 25/07/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan