Definisi kolestasis
Kolestasis atau cholestasis adalah kondisi yang terjadi ketika aliran dari organ hati berkurang atau tersumbat.
Kolestasis atau cholestasis adalah kondisi yang terjadi ketika aliran dari organ hati berkurang atau tersumbat.
Empedu merupakan cairan yang dihasilkan hati untuk membantu mencerna makanan, terutama lemak. Bila aliran empedu berubah, hal ini bisa memicu penumpukan bilirubin.
Penyakit pada organ liver ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu intrahepatic cholestasis dan extrahepatic cholestasis. Keduanya bergantung pada tingkat kerusakan pada aliran empedu.
Secara klinis, penyakit hati ini menyebabkan retensi (penahanan) empedu dalam darah. Sementara itu, hal yang paling menonjol dari cholestasis yaitu pruritus dan malabsorpsi lemak dan vitamin yang larut dalam lemak.
Kolestasis merupakan penyakit hati yang dapat terjadi pada siapa saja. Namun, anak dan remaja cenderung lebih rentan karena pembentukan hati yang belum sempurna.
Selain itu, tidak ada perbedaan kondisi yang cukup signifikan antara pria dan wanita. Namun, wanita sedikit lebih berisiko mengalami intrahepatic cholestasis dan kolestasis akibat obat.
Diskusikan dengan dokter terkait kondisi yang mungkin dapat meningkatkan risiko Anda terhadap penyakit ini.
Umumnya, kedua jenis kolestasis memiliki tanda dan gejala yang mirip, seperti:
Meski begitu, tidak semua penderita cholestasis memiliki gejala. Bahkan, orang dewasa yang mengalami kolestasis kronis sering tidak mengalami tanda-tanda apa pun.
Bila Anda mengalami salah satu atau lebih gejala yang telah disebutkan, segera periksakan diri ke dokter. Semakin cepat Anda mendapatkan penanganan, semakin kecil risiko terkena komplikasi.
Pada dasarnya, aliran empedu yang tersumbat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Berikut penjelasannya.
Obat-obatan bisa menjadi salah satu penyebab kolestasis. Pasalnya, organ hati berperan penting dalam proses metabolisme obat.
Sementara itu, hati mungkin akan sulit memetabolisme sejumlah obat daripada lainnya dan mungkin lebih beracun bagi organ pencernaan ini.
Beberapa obat yang dimaksud meliputi:
Maka dari itu, penting untuk selalu minum obat sesuai instruksi dokter dan jangan berhenti minum obat tanpa berkonsultasi dari dokter. Hal tersebut dikarenakan beberapa obat bersifat hepatotoksik (berpotensi merusak hati).
Selain obat-obatan, beberapa penyakit ternyata bisa menyebabkan penyumbatan aliran empedu yang memicu kolestasis.
Ada pun jenis penyakit yang menjadi penyebab penyakit liver ini antara lain:
Pada beberapa kasus, ibu hamil dapat mengalami kolestasis. Hal ini bisa terjadi akibat kondisi yang diturunkan, misalnya memiliki ibu atau saudara perempuan dengan kondisi ini selama hamil membuat Anda berisiko
Kondisi yang disebut kolestasis obstetri ini dapat dipicu oleh hormon kehamilan. Pasalnya, hormon kehamilan mungkin memengaruhi fungsi kandung empedu. Akibatnya, empedu menumpuk dan mengalir ke aliran darah Anda.
Meski dapat terjadi pada siapa saja, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit ini, yakni:
Awalnya, dokter akan memeriksa riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik dasar. Setelah itu, Anda mungkin akan menjalani sejumlah pemeriksaan tambahan, seperti:
Normalnya, pengobatan penyebab kolestasis menjadi kunci utama. Sebagai contoh, bila obat menjadi penyebab penyakit ini, dokter akan meresepkan obat yang berbeda sesuai kondisi Anda.
Sementara itu, penyumbatan aliran empedu yang disebabkan oleh tumor mungkin perlu menjalani operasi sesuai dengan instruksi dari dokter.
Operasi yang disebut sfingterotomi endoskopik ini bertujuan meredakan penyumbatan aliran, baik dengan atau tanpa pemasangan stent (ring).
Normalnya, kolestasis pada ibu hamil akan sembuh setelah melahirkan. Meski begitu, mereka tetap perlu dipantau dengan melakukan pemeriksaan setelah melahirkan.
Hal ini untuk mengetahui apakah bayi yang dilahirkan berisiko mengalami penyakit yang serupa dengan ibunya selama kehamilan berlangsung.
Selain obat-obatan, dokter biasanya meminta Anda untuk mengubah pola makan, terutama ketika mengalami gejala malabsorpsi.
Pada pasien yang lebih tua, diet tinggi karbohidrat dan protein dapat diganti dengan makanan yang mengandung lemak tak jenuh.
Itu sebabnya, Anda benar-benar perlu memperhatikan instruksi dari dokter ketika mengalami masalah liver ini. Bila ada pertanyaan lebih lanjut, segera konsultasikan dengan dokter guna memahami solusi yang tepat.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar