backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mengenal Klasifikasi Tingkat Obesitas dari Pengukuran IMT

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 13/07/2023

Mengenal Klasifikasi Tingkat Obesitas dari Pengukuran IMT

Tidak sekadar memengaruhi citra tubuh, obesitas juga menyebabkan banyak masalah kesehatan, seperti diabetes dan penyakit jantung. Dalam penegakan diagnosisnya, dokter akan mencari tahu klasifikasi obesitas yang dialami pasien. Apa saja tingkatannya? 

Klasifikasi obesitas setelah pengukuran IMT

Obesitas adalah penumpukan lemak berlebihan di tubuh akibat ketidakseimbangan energi dalam waktu lama.

Ketidakseimbangan energi yang dimaksud adalah energi yang dihasilkan tubuh dengan energi yang digunakan. 

Tingkat obesitas dapat ditentukan lewat banyak cara, salah satunya menurut Kementerian Kesehatan RI adalah dengan perhitungan indeks massa tubuh (IMT).

Pengukuran tingkat obesitas dengan indeks massa tubuh (IMT) mengikuti rumus berikut.

Indeks massa tubuh (IMT) = berat badan (kg) : tinggi badan (m)²

Berdasarkan pengukuran IMT ini, obesitas terbagi dalam dua klasifikasi.

1. Obesitas I

Jika hasil perhitungan IMT Anda berada di antara 25 hingga 29,9, angka tersebut menunjukkan bahwa Anda mengalami obesitas tingkat 1.

2. Obesitas II

Apabila hasil perhitungan IMT Anda lebih dari 30, Anda masuk dalam klasifikasi obesitas tingkat 2.

Pembagian kategori obesitas oleh Kemenkes RI ini berbeda dengan WHO. Klasifikasi obesitas menurut WHO terbagi menjadi 3 tingkatan berikut.

  • Obesitas 1 dengan IMT sebesar 30 atau lebih dari 30.
  • Obesitas 2 dengan IMT sebesar 35 sampai 39,9.
  • Obesitas ekstrem atau obesitas tingkat 3 dengan IMT lebih dari 40.

Sebelumnya, ada juga obesitas tingkat III yang disebut dengan obesitas morbid. Dalam bahasa medis, “morbiditas” merujuk pada risiko kesehatan yang terkait. 

Dokter menyebut obesitas kelas III sebagai “morbid” karena kemungkinan besar akan mengalami sejumlah masalah kesehatan yang berdampak fatal.

Namun, penggunaan istilah morbid tidak digunakan lagi karena konotasi negatifnya.

Cara lain mengukur tingkat obesitas

Klasifikasi obesitas

Mendeteksi obesitas lewat perhitungan IMT memang bisa dilakukan secara mandiri.

Namun, hasil perhitungan IMT bisa tidak akurat untuk semua orang, contohnya atlet berotot. Massa otot yang besar bisa memengaruhi nilai IMT seseorang.

Jadi, IMT atlet bisa saja masuk dalam kategori obesitas meskipun tidak memiliki kelebihan lemak. 

Untuk menentukan klasifikasi obesitas secara lebih tepat, rangkaian pemeriksaan menyeluruh seperti di bawah ini bisa dilakukan.

1. Mengecek riwayat kesehatan

Dokter mungkin meninjau riwayat berat badan, upaya penurunan berat badan, aktivitas fisik dan kebiasaan olahraga, pola makan dan kontrol nafsu makan. 

Begitu juga dengan kondisi lain terkait penggunaan obat-obatan dan tingkat stres akan dipantau oleh dokter dalam pemeriksaan.

Selain itu, dokter bisa meninjau riwayat kesehatan keluarga untuk mengetahui apakah Anda mungkin memiliki faktor genetik obesitas.

2. Pemeriksaan fisik umum

Pemeriksaan untuk mengetahui klasifikasi obesitas bisa meliputi pengukuran tinggi badan, pengecekan detak jantung dan paru-paru, dan memeriksa perut Anda.

3. Mengukur lingkar pinggang

Lemak berlebihan tersimpan di sekitar pinggang. Ini disebut lemak viseral atau lemak perut.

Penumpukan lemak di perut dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes. 

Batas aman lingkar pinggang pria adalah 90 cm, sedangkan wanita adalah 80 cm. Lebih dari itu menandakan adanya penumpukan lemak berlebih. 

4. Pemeriksaan kesehatan lainnya

Jika Anda mengetahui masalah kesehatan, dokter Anda akan mengevaluasinya.

Dokter juga akan memeriksa kemungkinan masalah kesehatan lainnya, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, tiroid yang kurang aktif, masalah hati, dan diabetes.

Kenapa dibuat klasifikasi untuk obesitas?

Tingkatan obesitas bertujuan untuk mengetahui seberapa parah obesitas yang dialami seseorang.

Itu artinya, semakin besar tingkat obesitas, semakin besar pula risiko penyakit yang bisa terjadi di kemudian hari.

Penentuan klasifikasi pun membantu dokter menentukan perawatan yang tepat.

Pada kasus obesitas I misalnya, dokter akan menganjurkan pasien mencapai berat badan ideal lewat diet defisit kalori dan olahraga.

Namun untuk kasus obesitas II, mungkin perlu tambahan perawatan, seperti penggunaan obat atau prosedur pembedahan lebih lanjut. 

Kesimpulan

Anda bisa mengecek tingkat obesitas secara mandiri dengan kalkulator IMT. Namun, klasifikasi berdasarkan perhitungan IMT belum tentu akurat untuk setiap orang. Anda sebaiknya mengikuti pemeriksaan obesitas menyeluruh di fasilitas kesehatan dan konsultasi lebih lanjut dengan dokter.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan

General Practitioner · None


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 13/07/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan