Skoliosis termasuk kelainan pada tulang belakang yang bisa menyerang anak-anak maupun orang dewasa. Meski umumnya terdeteksi di usia anak, ada juga yang baru didiagnosis pada usia dewasa. Namun, tahukah Anda apa saja gejala skoliosis pada anak?
Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Skoliosis termasuk kelainan pada tulang belakang yang bisa menyerang anak-anak maupun orang dewasa. Meski umumnya terdeteksi di usia anak, ada juga yang baru didiagnosis pada usia dewasa. Namun, tahukah Anda apa saja gejala skoliosis pada anak?
Yuk, kenali lebih dalam informasi lebih dalam dari ciri-ciri hingga pengobatan skoliosis anak berikut ini.
Sama seperti pada orang dewasa, skoliosis pada anak adalah kondisi tubuh ketika tulang belakang melengkung ke samping dan membuat tubuh condong ke salah satu sisi.
Walau cukup banyak dialami oleh anak-anak, sayangnya, penyakit tulang ini masih sangat jarang terdeteksi saat bayi baru lahir atau di masa awal kehidupan anak karena mungkin gejala belum disadari atau sulit terlihat.
Berdasarkan waktu terdeteksinya, skoliosis yang dialami anak bisa terbagi menjadi 3 jenis berikut ini.
Meski bisa terjadi di usia berapa pun, gejala skoliosis umumnya baru disadari saat anak memasuki usia remaja.
Berdasarkan data dari Cleveland Clinic, sekitar 2% dari populasi dunia mengalami skoliosis.
Skoliosis menyebabkan tulang belakang melengkung ke arah samping.
Ciri-ciri skoliosis pada bayi yang umumnya terjadi dan perlu diwaspadai orang tua antara lain sebagai berikut.
Setelah lebih dari 2 tahun, ciri-ciri skoliosis anak mungkin akan terlihat lebih jelas. Anda bisa mengamati gejalanya ini dengan melihat penampilan fisik anak.
Ciri-ciri skoliosis yang mungkin dialami oleh anak, antara lain sebagai berikut.
Ada 3 penyebab dari skoliosis pada anak, yaitu sebagai berikut.
Skoliosisi idiopatik merupakan jenis yang paling sering dialami oleh anak-anak. Sayangnya, skoliosis idiopatik yang terjadi sangat awal pada anak belum dapat diketahui penyebabnya.
Kondisi ini umumnya terjadi sebagai bagian atau gejala dari gejalal skoliosis idiopatik pada remaja.
Namun, tidak seperti skoliosis idiopatik pada umumnya yang terjadi sebagai satu kelainan tulang belakang, skoliosis pada anak ini diduga akibat adanya penyakit atau kondisi kesehatan lain.
Kondisi lain yang mungkin jadi pemicu skoliosis seperti kelainan genetik atau penyakit keturunan.
Skoliosisi kongenital atau sejak lahir disebabkan oleh gangguan perkembangan sistem rangka, terutama tulang belakang saat masih di dalam kandungan.
Bayi yang lahir dengan kondisi tersebut dapat mengalami kelainan tulang belakang seiring bertambahnya usia. Tanda-tanda skoliosis ini bisa ditunjukkan bayi di bawah usia 2 tahun.
Skoliosis jenis ini terjadi akibat kelainan pada otot dan saraf yang menopang tulang punggung.
Di antara kelainan tersebut meliputi spina bifida, kelainan bentuk dinding dada, cerebral palsy, dan tumor jinak atau ganas pada tulang belakang.
Guna mengetahui tanda skoliosis lebih lanjut, anak harus menjalani tes pencitraan.
Lewat tes ini, akan terlihat perubahan kelengkungan tulang belakang yang membentuk huruf S atau huruf C.
Perubahan tulang belakang ini bisa menjadi penentu diagnosis skoliosis bagi dokter, sekaligus menentukan pengobatannya.
Tergantung dari usia anak dan tingkat keparahan kondisi yang dialami, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi skoliosis pada anak, yaitu sebagai berikut.
Kebanyakan anak dengan skoliosis tidak memerlukan pengobatan khusus. Ini karena tulang punggung anak biasanya dapat tumbuh dengan lurus seiring dengan pertumbuhan tubuhnya.
Namun, jika tulang dicurigai sudah tidak bisa tumbuh lurus, maka pengamatan secara menyeluruh dan hati-hati akan dilakukan oleh dokter.
Alasanya, tulang yang bengkok bisa mengambil ruang dari organ tubuh lainnya sehingga menyebabkan gangguan.
Dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan rutin dan pemindaian sinar X untuk mengamati lengkungan pada tulang agar bisa menentukan apakah perlu dilakukan pengobatan lanjutan.
Pemeriksaan ini juga akan disarankan untuk remaja dengan skoliosis ringan.
Pada bayi dan balita, penggunaan alat bantu, seperti penopang, mungkin diperlukan untuk membantu meluruskan tulang punggung selama pertumbuhan tubuh terjadi.
Salah satu contoh alat penopang tersebut seperti gips yang dipasang di bagian punggung anak.
Gips perlu digunakan terus-menerus dan tidak boleh dicopot. Namun, ini bisa diganti stiap beberapa bulan untuk menyesuaikan dengan tumbuh kembang ukuran tubuh anak.
Kebanyakan orangtua berpendapat bahwa lebih mudah untuk memakaikan gips permanen pada anak yang masih sangat kecil, daripada menggunakan penyangga yang bisa dicopot-pasang.
Jika lengkungan pada tulang anak diketahui makin memburuk, dokter mungkin akan menyarankan anak Anda untuk menggunakan penyangga tulang punggung selama masa pertumbuhan.
Namun, perlu dipahami terlebih dahulu bahwa penyangga tulang punggung tidak bisa meluruskan, tetapi bisa menahan tulang punggung dan mencegah kondisi bertambah parah.
Terlebih, belum dipahami secara pasti bagaimana penyangga tulang punggung bekerja, sehingga ada juga dokter yang menghindari penggunaan alat ini.
Berikut beberapa ketentuan penyangga yang bisa digunakan untuk bantu mengatasi skoliosis pada anak.
Anak mungkin perlu menggunakan penyangga selama masa pertumbuhan berlangsung. Untuk kebanyakan anak, biasanya penggunaan penyangga bisa dihentikan saat ia berusia 16 atau 17 tahun.
Operasi tulang punggung hanya akan dilakukan jika gejala skoliosis pada anak terus bertambah parah meski telah dilakukan pengobatan lain sebelumnya, atau jika skoliosis menyebabkan pertumbuhan anak terhenti.
Untuk anak berusia di bawah 10 tahun, operasi bisa dilakukan dengan memasukan kawat khusus ke sepanjang tulang punggung.
Cara ini bisa membantu mencegah tulang punggung bertambah bengkok seiring pertumbuhannya.
Setelah menjalani operasi, anak perlu melakukan kontrol ke dokter setiap beberapa bulan untuk memperpanjang kawat agar sesuai dengan pertumbuhan tinggi anak.
Berdasarkan jenis kawat yang digunakan, ada 2 jenis operasi perpanjang kawat, yaitu sebagai berikut.
Meski telah menjalani operasi, anak biasanya tetap perlu menggunakan penyangga untuk melindungi punggungnya.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Carla Pramudita Susanto
General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar