backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengenal Tonus Otot dan Cara Memeriksa Kekuatannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 03/09/2023

    Mengenal Tonus Otot dan Cara Memeriksa Kekuatannya 

    Tonus otot merupakan bagian dari sistem otot yang penting dalam tubuh manusia. Pasalnya, salah satu fungsi otot ini adalah membantu tubuh untuk tetap tegak saat berdiri. Lalu, apa sebenarnya tonus otot? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan berikut ini. 

    Apa itu tonus otot? 

    Tonus otot adalah tingkat ketegangan atau kekencangan otot dalam keadaan diam atau tidak sedang berkontraksi secara aktif. 

    Otot ini berada di seluruh bagian tubuh manusia dan memainkan peranan penting dalam menjaga postur, stabilitas sendi, sehingga tubuh dapat berdiri dengan tegak.

    Tidak hanya itu, otot ini pun berfungsi untuk mengontrol kecepatan dan jumlah gerakan yang dilakukan. 

    Pada dasarnya, tonus otot terbagi menjadi dua jenis, seperti berikut ini.

    • Tonus otot normal, yaitu kondisi saat tidak adanya kekakuan otot saat tidak digerakkan.
    • Tonus otot abnormal, yaitu kondisi saat terjadi perubahan pada kekuatan otot. Misalnya hipertonia (tingkat ketegangan lebih tinggi dari normal seperti kram otot) dan hipotonia (tingkat ketegangan lebih rendah seperti atrofi otot).

    Bagaimana cara memeriksa kekuatan tonus otot? 

    otot lengan terkilir

    Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketegangan otot atau mendeteksi ada atau tidaknya perubahan pada kekuatan otot. 

    Selain itu, dikutip dari penelitian yang diterbitkan oleh StatPearls tahun 2023, pemeriksaan ini pun dapat bermanfaat untuk mengevaluasi berbagai penyakit, seperti cerebral palsy, stroke, cedera medula spinalis, dan poliomielitis. 

    Saat menjalani pemeriksaan, pasien diharapkan untuk rileks, kooperatif, dan tenang agar hasilnya tidak rancu. 

    Berikut ini adalah beberapa langkah pemeriksaannya. 

    1. Pemeriksaan visual atau inspeksi 

    Langkah pertama dalam pemeriksaan adalah dokter akan melihat secara visual otot pasien.

    Hal ini dilakukan untuk mencari tanda-tanda ketegangan yang tidak wajar atau perubahan bentuk otot yang dapat menandakan adanya masalah.

    2. Pemeriksaan sentuhan atau palpasi 

    Pada tahapan ini, dokter akan memeriksa dengan cara menyentuh untuk merasakan respons otot terhadap tekanan.

    Cara ini dapat membantu dokter untuk mengidentifikasi perbedaan ketegangan otot pada area tubuh.

    Perlu Anda Ketahui

    Meski yang mengalami keluhan hanya pada satu sisi, pemeriksaan tonus otot akan tetap dilakukan pada kedua sisi bagian atas atau bawah. Konsultasikan kepada dokter jika Anda memiliki keluhan terkait otot.

    3. Pemeriksaan pasif dan aktif 

    Pada langkah ini, dokter akan meminta pasien untuk meregangkan atau merentangkan tonus otot bagian atas atau bawah ke berbagai arah.

    Tujuannya untuk menilai respons otot terhadap gerakan. 

    Untuk melakukan pemeriksaan tonus bagian atas, berikut ini adalah cara yang umumnya dilakukan oleh dokter. 

    • Pasien akan meletakkan sikunya pada tangan kiri pemeriksa.
    • Tangan kanan pemeriksa akan memegang tangan pasien, seperti posisi berjabat tangan.
    • Setelah itu, dokter akan melakukan gerakan supinasi (memutar lengan sehingga telapak tangan  menghadap ke atas) dan pronasi (memutar telapak tangan sehingga mengarah ke bawah) secara cepat.
    • Dokter juga akan melakukan gerakan fleksi (menekuk lengan) dan ekstensi (memanjangkan lengan) pada area siku.
    • Cara ini akan dilakukan pada sisi satunya.

    Sementara untuk pemeriksaan bagian bawah, dokter akan melakukan beberapa langkah di bawah ini. 

    • Pertama-tama dokter akan meletakkan tangan di paha pasien. 
    • Setelah itu, dokter akan meminta pasien untuk melakukan gerakan menjauhi dan mendekati tungkai kaki yang berlawanan.

    4. Pengukuran gerakan 

    Melalui hasil pemeriksaan di atas, dokter dapat mengukur rentang gerakan sendi dan menilai sejauh apa otot dapat meregang dan berkontraksi. 

    Melalui hasil tersebut, dokter dapat mengevaluasi apakah ada masalah  yang tentunya memengaruhi mobilitas seseorang.

    5. Pemeriksaan refleks tendon 

    Selain pemeriksaan pasif dan aktif, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan refleks tendon dengan cara mengetuk area tertentu di sekitar persendian. Nantinya, dokter akan mengamati respons otot tersebut. 

    Bila hasil refleks terlalu kuat atau bahkan terlalu lemah, maka dapat diindikasikan terdapat masalah pada tonus otot atau gangguan saraf.

    6. Uji fungsi neuromuskular 

    Pada kasus tertentu, uji elektromiografi (EMG) atau uji saraf dapat dilakukan oleh dokter guna mengukur aktivitas otot dan mengidentifikasi masalah neurologis yang mungkin memengaruhi tonus otot. 

    Itulah serangkaian pemeriksaan dari tonus otot yang biasanya dilakukan oleh dokter.

    Bila Anda merasa mengalami perubahan yang mencurigakan dalam ketegangan otot, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kondisi Anda.  

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 03/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan