backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mengenali Gejala Depresi karena Putus Cinta dan Penanganannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 2 hari lalu

Mengenali Gejala Depresi karena Putus Cinta dan Penanganannya

Meski beberapa orang bisa melalui kesedihan karena putus cinta selama beberapa hari saja, nyatanya tidak sedikit pula yang sampai merasa depresi.

Itulah salah satu alasan mengapa Anda mungkin pernah melihat seseorang yang menjadi sangat pendiam, suka mengurung diri di kamar, bahkan membuat janji dengan psikolog usai putus cinta.

Apakah putus cinta bisa menyebabkan depresi?

Tidak hanya sedih, putus cinta sering kali meninggalkan rasa kesepian, kemarahan, bahkan ketakutan.

Jika dibiarkan berlarut, berbagai emosi negatif tersebut bisa mengganggu kesehatan mental Anda sehingga menyebabkan depresi.

Saat jatuh cinta, tubuh akan meningkatkan pelepasan hormon dopamin, oksitosin, dan serotonin yang membuat kebahagiaan membuncah

Sebaliknya, saat putus cinta atau kehilangan orang yang disayang, tubuh akan lebih banyak melepaskan kortisol dan adrenalin yang bisa menurunkan mood Anda.

Gangguan mood dan depresi yang dialami oleh seseorang yang baru putus cinta bahkan bisa menyebabkan masalah kesehatan lainnya. Beberapa gangguan kesehatan akibat patah hati adalah obesitas, nyeri dada, dan gangguan tidur.

Ciri-ciri orang depresi karena putus cinta

gangguan depresi mayor

Pada dasarnya, ciri-ciri depresi karena putus cinta sama dengan depresi pada umumnya.

Seseorang yang sedang patah hati sering kali juga tidak menyadari bahwa kesedihan yang mereka alami sudah berkembang menjadi depresi.

Jika mereka tidak juga menyadarinya, berikut adalah beberapa gejala yang bisa Anda gunakan untuk membantu menyadarkannya.

  • Menarik diri dari lingkungan sosial dan keluarga.
  • Merasa sedih, hampa, dan putus asa hampir sepanjang hari.
  • Kehilangan semangat, energi, dan motivasi untuk beraktivitas.
  • Makan lebih sedikit atau lebih banyak dari biasanya.
  • Sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan.
  • Merasa gagal, bersalah, dan tidak layak.
  • Mudah kecewa, marah, dan tersinggung.
  • Penurunan atau kenaikan berat badan drastis.
  • Kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya dinikmati.

Setiap orang bisa mengalami gejala depresi yang berbeda sesuai tingkat keparahannya.

Pada kasus yang sudah cukup parah, jenis depresi ini bisa menimbulkan keinginan untuk menyakiti diri sendiri atau bahkan bunuh diri.

Diagnosis depresi akan diberikan jika Anda merasakan kesedihan atau berbagai gejala di atas selama setidaknya enam bulan.

Cara mengatasi orang depresi karena cinta

Jika Anda sudah didiagnosis dengan depresi, dokter atau psikolog biasanya akan menawarkan psikoterapi dan meresepkan obat-obatan tertentu. Pastikan untuk datang ke sesi terapi secara teratur dan minum obat sesuai resep.

Penanganan depresi karena putus cinta perlu dilakukan dengan tepat karena kondisi ini bisa menyebabkan masalah pada jantung. Gangguan fungsi jantung karena putus cinta disebut dengan broken heart syndrome.

Selain melakukan perawatan dengan dokter atau psikolog, berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi sekaligus mencegah depresi karena putus cinta.

1. Hindari stalking mantan

Membatasi kontak seminimal mungkin dengan mantan adalah langkah pertama yang perlu Anda lakukan setelah putus.

Selain itu, hindari untuk membanding-bandingkan proses move on Anda dengan mantan.

Usahakan untuk tidak terburu-buru mencari “pengganti” ketika Anda melihat mantan sudah memiliki kekasih baru. Satu hal yang perlu Anda lakukan adalah menenangkan diri terlebih dahulu.

2. Akui perasaan Anda

Apa beda depresi dan bipolar disorder

Laman Psychological & Counseling Services menyebutkan bahwa salah satu cara berdamai dengan patah hati adalah mengakui bahwa Anda merasa sedih karenanya.

Itu artinya, jangan terlalu berusaha mengabaikan emosi negatif yang Anda miliki. Pengabaian emosi justru bisa membuat proses berdamai menjadi lebih sulit dan lama.

3. Jangan salahkan diri sendiri

Beberapa dari Anda mungkin menyadari bahwa penyebab putus pada hubungan kali ini adalah karena kesalahan yang Anda buat.

Dalam kondisi tersebut, wajar jika Anda merasa menyesal dan bersalah. Namun, jangan terlalu lama menyalahkan diri sendiri.

Sebaliknya, gunakan kesalahan tersebut untuk memperbaiki diri sehingga Anda tidak melakukannya lagi di hubungan selanjutnya.

4. Lakukan sesuatu yang sempat tertunda

Memiliki kekasih sering kali membuat Anda melupakan hobi atau aktivitas lain yang selama ini Anda sukai.

Oleh karena itu, alih-alih merenungkan kesedihan, cobalah memanfaatkan waktu setelah putus untuk melakukan impian yang sempat tertunda. Kepergian orang lain bisa menjadi waktu bagi Anda untuk fokus pada diri sendiri.

5. Cari dukungan

Saat dilanda kesedihan, jangan ragu untuk menceritakannya pada orang-orang terdekat. Dengan begitu, Anda tidak akan merasa sendirian dan mendapatkan dukungan moral.

Selain itu, Anda bisa memakai waktu yang selama ini digunakan untuk bertemu kekasih untuk menemui sahabat atau keluarga terdekat. Cara ini diharapkan bisa memberikan kebahagiaan dan kesadaran bahwa masih banyak orang yang menyayangi Anda.

Entah berapa lama hubungan yang terjalin, perpisahan dengan orang tercinta memang tidak akan luput dari kesedihan. Beberapa di antaranya mungkin bisa “sembuh” dalam hitungan hari.

Namun, tidak sedikit pula yang harus meminta bantuan psikolog atau psikiater untuk keluar dari kesedihan tersebut. Jadi, jangan malu untuk mencari bantuan ketika Anda merasakan gejala depresi usai putus cinta.

Kesimpulan

  • Jika dibiarkan, kesedihan yang berlarut setelah putus cinta bisa menyebabkan depresi pada beberapa orang.
  • Beberapa ciri depresi karena putus cinta adalah menarik diri dari lingkungan, kehilangan semangat, penurunan atau kenaikan berat badan drastis, dan muncul perasaan gagal atau bersalah.
  • Selain mendatangi psikolog atau dokter, depresi karena patah hati bisa diatasi dengan menghindari stalking mantan, melakukan sesuatu yang sempat tertunda, dan mencari dukungan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 2 hari lalu

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan