backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Cara Mudah Mengenali Ciri Orang yang Temperamental

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 31/10/2022

    Cara Mudah Mengenali Ciri Orang yang Temperamental

    Ketika menjalin hubungan, mengenal pasangan lebih dalam sebelum melangkah jauh sangatlah penting. Terlebih jika pasangan Anda memiliki sifat temperamental, hal tersebut bisa menjadi red flag untuk lanjut ke jenjang lebih serius. Apa saja ciri-ciri orang yang temperamental?

    Ciri-ciri orang yang temperamental

    Temperamental identik dengan kepribadian yang mudah marah dan sulit mengendalikan emosi. Sifat ini biasanya akan muncul ketika Anda menghadapi situasi-situasi sulit.

    Ingin mengetahui apakah seseorang memiliki sifat temperamental? Berikut beberapa hal yang bisa menjadi penandanya.

    1. Mudah tersulut emosi

    mudah emosi merupakan ciri-ciri temperamental

    Ciri-ciri umum dari orang yang temperamental, baik itu pria maupun wanita, yaitu mudah tersulut emosi. Tidak hanya saat menghadapi situasi sulit, tetapi juga hal-hal kecil yang sebenarnya mudah diselesaikan.

    Bagi orang temperamental, komentar tanpa tujuan menyerang juga sering dianggap sebagai ancaman. Untuk mengekspresikan emosinya, tak jarang mereka memilih terlibat perkelahian.

    2. Cenderung bersikap defensif

    Selalu bersikap defensif dan tidak mau disalahkan merupakan salah satu ciri orang yang temperamental. Saat melakukan kesalahan, mereka akan selalu berusaha untuk membela diri.

    Terkadang, pembelaan diri dilakukan dengan berteriak, bahkan melakukan kekerasan fisik ke lawan bicaranya. Tindakan tersebut dilakukan untuk melindungi harga diri mereka.

    3. Dijauhi secara sosial

    Orang yang temperamental cenderung dijauhi secara sosial. Ketika orang-orang di sekitar pasangan menarik diri dan tidak ingin bersosialisasi dengannya, hal itu perlu diwaspadai.

    Sifat mudah marah tanpa sebab tentu akan membuat orang-orang memilih untuk menjaga jarak. Terlebih, jika sifat tersebut disertai dengan perilaku-perilaku yang merusak.

    4. Punya kebiasaan merusak barang

    Apabila pasangan Anda mempunyai kebiasaan merusak barang, hal tersebut bisa menjadi ciri-ciri temperamental. Perilaku ini biasanya muncul pada situasi-situasi yang memicu amarah.

    Sebagai contoh, pasangan sering memecahkan gelas, memukul tembok, atau membanting ponsel ketika bertengkar. Perilaku itu menjadi tanda kesulitan dalam mengendalikan emosi.

    5. Sering melakukan kekerasan verbal

    Tidak hanya secara fisik, kekerasan verbal juga menjadi ciri dari pria maupun wanita yang mempunyai sifat temperamental. Beberapa contoh yang sering terjadi, di antaranya:

    • memberikan komentar yang membuat Anda hilang percaya diri, 
    • melakukan silent treatment
    • senang menghakimi orang lain, 
    • sengaja memancing ketakutan pasangan, 
    • mengabaikan Anda, dan
    •  gaslighting.

    6. Senang menyakiti diri sendiri

    Orang temperamental cenderung senang menyakiti diri sendiri. Cara menyakiti diri sendiri yang umum seperti melukai tangan, sengaja tidak makan, hingga membenturkan kepala ke tembok.

    Tak hanya secara fisik, tindakan menyakiti diri sendiri juga bisa dilakukan secara verbal. Berikut beberapa contohnya.

    • Mendorong orang untuk menjauh ketika mereka hendak memberi dukungan.
    • Merasa tersinggung saat orang lain bermaksud baik untuk membantu.
    • Menerapkan standar yang mustahil untuk diri sendiri.
    • Merasa tidak pantas untuk mendapatkan sesuatu yang baik.
    • Terlalu kritis terhadap diri sendiri.

    7. Sering kesulitan menyelesaikan masalah

    Sering kesulitan menyelesaikan masalah merupakan ciri-ciri orang yang temperamental. Saat dihadapkan dengan masalah, orang temperamental sulit menyesuaikan diri dengan situasi sekitarnya.

    Dibanding mencari solusi, mereka akan lebih sibuk untuk melindungi diri sendiri. Kemarahan sering diluapkan dengan tujuan untuk mempertahankan kendali.

    8. Rutin mengonsumsi zat atau obat tertentu

    minum obat

    Jika pasangan Anda sering mengonsumsi obat-obatan tertentu meskipun tidak sedang sakit, hal tersebut patut diwaspadai. Bisa saja obat-obatan itu diminum untuk menenangkan emosi.

    Dalam beberapa kasus, kebiasaan minum obat untuk mengendalikan emosi bisa memicu efek berkebalikan jika tidak segera dihentikan. Ini terjadi karena pengaruh beberapa jenis obat terhadap fungsi otak.

    9. Melampiaskan emosi dengan tindakan berbahaya

    Banyak orang yang melampiaskan emosi dengan kebut-kebutan di jalan. Tidak hanya dapat berbahaya bagi diri sendiri, kebiasaan ini juga bisa membahayakan nyawa orang lain.

    Umumnya, kebiasaan ini lebih banyak dilakukan oleh orang-orang yang masih berusia muda. Cara ini sering ditunjukkan untuk mengekspresikan kemarahan mereka.

    Perlu diingat, ciri-ciri temperamental pada masing-masing orang dapat berbeda. Tak jarang, beberapa orang mungkin baru menunjukkan sifat pemarah mereka setelah menikah dengan pasangan.

    Apakah ciri-ciri temperamental pada pria dan wanita berbeda?

    Ciri-ciri temperamental pada pria dan wanita sebenarnya tidak memiliki perbedaan yang berarti. Tidak ada perilaku khusus yang menjadi indikator sifat temperamental pada gender tertentu.

    Namun, psikolog Los Angeles County Human Relations Commission, Dr. Sandra Thomas, menjelaskan bahwa pria cenderung lebih lepas dalam mengekspresikan kemarahan mereka.

    Sementara itu, wanita lebih sering memilih untuk menahan amarahnya.

    Hal tersebut kemudian berpengaruh pada seberapa lama seseorang menyimpan perasaan marah. Dibanding wanita, pria cenderung memendam emosi dan amarah dalam waktu lebih singkat.

    Jadi, perbedaan ciri-ciri pria yang temperamental dengan wanita bisa dilihat dari cara mengekspresikan amarahnya dan seberapa lama mereka menyimpan perasaan tersebut.

    Cara menghilangkan sifat temperamental

    Cara mengatasi sifat temperamental bisa dengan beberapa tindakan berikut.
    • Berpikir sebelum berbicara agar tidak menyakiti orang lain.
    • Rutin berolahraga untuk mengatasi stres pemicu amarah.
    • Menerapkan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga.
    • Mencari solusi dari masalah, bukan malah melakukan pembelaan untuk melindungi diri.
    • Berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater jika sudah mulai mengganggu aktivitas dan hubungan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 31/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan