backup og meta
Kategori

10

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

8 Obat Diare yang Aman untuk Ibu Hamil (Plus Perawatannya di Rumah)

Ditinjau secara medis oleh Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm · Farmasi · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 2 hari lalu

8 Obat Diare yang Aman untuk Ibu Hamil (Plus Perawatannya di Rumah)

Diare (mencret) adalah salah satu gangguan pencernaan yang kerap menjadi keluhan ibu hamil. Diare saat hamil perlu segera diobati karena berisiko menyebabkan masalah kesehatan pada ibu dan janin. Lantas, apa obat diare atau mencret yang aman untuk ibu hamil? Apakah ada cara lain untuk mengatasi diare pada ibu hamil di rumah? Berikut jawabannya.

Pilihan obat diare yang aman untuk ibu hamil

Obat untuk cacar air pada ibu hamil

Diare pada ibu hamil dapat disebabkan oleh banyak hal, mulai dari perubahan hormon, stres, perubahan pola makan, hingga sensitivitas terhadap suatu makanan.

Gejala diare biasanya dapat membaik sendiri dalam dua hari, meski pada beberapa kasus bisa berlangsung lebih lama.

Jika sudah begini, Ibu perlu cepat minum obat sebagai cara mengatasi diare atau mencret agar tidak berlarut-larut.

Diare yang dibiarkan berhari-hari akan sangat rentan membuat ibu hamil merasa lemas berkepanjangan dan mengalami dehidrasi.

Meski begitu, tidak semua obat mencret di apotek aman bagi wanita hamil.

Pasalnya, beberapa jenis obat berbahaya jika diminum saat hamil dan justru berisiko membahayakan janin di setiap trimester kehamilan.

Salah satunya, obat yang tidak boleh dikonsumsi ibu hamil yaitu yang mengandung salisilat karena dapat meningkatkan risiko berat badan lahir rendah (BBLR), perdarahan, dan kematian janin dalam kandungan (stillbirth).

Itu sebabnya, Anda sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter kandungan untuk memastikan obat diare yang benar-benar aman.

Berikut adalah beberapa pilihan obat diare yang aman dan telah direkomendasikan dokter untuk ibu hamil:

1. Loperamide

Loperamide adalah obat yang memperlambat gerak usus agar menghasilkan feses dalam bentuk lebih padat saat diare.

Maka dari itu, Anda dapat menggunakan obat ini sebagai cara untuk mengatasi diare atau mencret parah pada ibu hamil.

Sampai saat ini, tidak ada penelitian yang menyatakan loperamide dapat membahayakan ibu dan janin di masa kehamilan.

Oleh karena itu, dokter kemungkinan bisa meresepkan obat diare ini untuk ibu hamil.

Orang dewasa biasanya mendapatkan obat mencret ini dalam bentuk tablet telan, kapsul, sirup, atau tablet kunyah.

Namun, waspadai juga efek samping obat ini yang dapat berupa sakit perut, mulut kering, sulit konsentrasi, mengantuk, pusing, sembelit, hingga mual dan muntah.

Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu mengenai dosis yang tepat untuk kondisi Anda.

2. Kaopectate

Obat diare atau mencret lainnya yang aman untuk ibu hamil adalah kaolin dan pektin (Kaopectate).

Kaolin itu sendiri merupakan sejenis mineral alami, sementara pektin adalah jenis sumber serat yang larut air.

BPOM RI mengizinkan obat diare yang mengandung kaolin untuk dijual bebas di pasaran.

Sama seperti loperamide, obat Kaopectate hanya diberikan untuk ibu hamil apabila diare yang dialami parah (feses yang keluar hanya berupa air).

Selain meringankan gejala, obat diare ini juga bermanfaat untuk mencegah dehidrasi serius.

3. Oralit

Oralit adalah salah satu obat yang aman untuk mengatasi diare pada ibu hamil.

Obat ini mengandung senyawa elektrolit dan mineral seperti natrium klorida, kalium klorida, glukosa anhidrat, natrium bikarbonat, dan trisodium citrate dihydrate.

Kombinasi dari mineral tersebut berfungsi untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi akibat cairan tubuh yang hilang saat diare.

Setelah Anda meminumnya, efek oralit sebagai obat mencret untuk ibu hamil mulai terasa sekitar 8-12 jam.

Beberapa ahli meyakini oralit bekerja lebih baik untuk mengatasi diare dibanding hanya minum air mineral saja.

4. Antibiotik

Apabila diare belum juga sembuh setelah 3 hari, ibu hamil wajib memeriksakan diri ke dokter untuk mencari tahu penyebab dan obat yang tepat.

Kemungkinan besar diare bisa terjadi karena infeksi bakteri atau parasit. Pada kasus ini, dokter akan meresepkan antibiotik sebagai obat diare untuk ibu hamil.

Namun, tidak semua antibiotik aman untuk ibu hamil. Hanya dokter yang dapat menentukan jenis dan dosis antibiotik yang tepat.

Lama waktu minum obat diare selama kehamilan juga akan disampaikan dokter.

Merk obat diare yang tersedia di apotek

apoteker

Di apotek, terdapat berbagai merk obat diare yang tersedia, baik yang dijual bebas maupun yang memerlukan resep dokter.

Berikut adalah beberapa merk obat diare yang umum ditemukan di apotek.

1. Imodium

Imodium, yang mengandung bahan aktif loperamide, termasuk obat yang sering digunakan untuk mengobati diare.

Namun, penggunaan obat ini pada ibu hamil perlu dipertimbangkan dengan hati-hati karena.

Imodium juga tidak boleh digunakan lebih dari dua hari tanpa pengawasan medis. Jika diare berlanjut atau disertai demam tinggi atau darah dalam tinja, segera hubungi dokter.

Selain itu, waspadai efek samping yang umum terjadi, seperti sembelit, mulut kering, pusing, dan kembung.

2. Diapet

Diapet adalah obat yang umum digunakan untuk mengatasi diare dan mengandung beberapa bahan aktif, seperti attapulgite, pektin, dan tanin albuminat.

Namun, penggunaan Diapet pada ibu hamil memerlukan perhatian khusus.

Dosis harus sesuai dengan anjuran dokter, terutama bagi ibu hamil. Mengikuti dosis yang direkomendasikan adalah penting untuk menghindari efek samping.

Penggunaan Diapet dapat menyebabkan sembelit, terutama jika digunakan dalam jangka panjang atau dosis tinggi.

3. Synbio

Synbio adalah suplemen probiotik yang umumnya aman dan bermanfaat untuk mengatasi diare dan menjaga kesehatan pencernaan, termasuk bagi ibu hamil.

Penggunaan probiotik dalam Synbio dapat membantu mengembalikan keseimbangan flora usus dan mendukung kesehatan secara keseluruhan.

Ikuti petunjuk dosis yang tertera pada kemasan atau sesuai dengan anjuran dokter. Biasanya, probiotik dikonsumsi satu hingga dua kali sehari.

Probiotik umumnya memiliki efek samping yang minimal. Beberapa orang mungkin mengalami kembung atau gas, tetapi gejala ini biasanya hilang seiring tubuh menyesuaikan diri.

4. Oralit Phapros

Oralit Phapros adalah salah satu merek larutan rehidrasi oral yang sering digunakan untuk mengatasi dehidrasi akibat diare, muntah, atau kondisi lain yang menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit.

Obat ini mengandung campuran garam dan gula yang membantu tubuh menyerap cairan dengan lebih efektif.

Seperti yang telah disebutkan di atas, oralit umumnya dianggap aman untuk digunakan oleh ibu hamil.

Dosis dapat bervariasi tergantung pada tingkat dehidrasi dan anjuran dokter. Biasanya, 200-400 ml setiap kali setelah buang air besar berair atau sesuai anjuran dokter.

5. Interlac

Interlac mengandung bakteri baik, khususnya Lactobacillus reuteri, yang dikenal aman dan bermanfaat untuk kesehatan pencernaan.

Obat dengan kandungan probiotik seperti Interlac dapat membantu mengatasi diare dan menjaga kesehatan pencernaan, termasuk bagi ibu hamil.

Interlac tersedia dalam beberapa bentuk, seperti tetes (drops), kapsul, atau sachet. Obat ini dapat dikonsumsi satu hingga dua kali sehari.

Meski aman dikonsumsi, terkadang probiotik dapat menyebabkan kembung atau gas selama beberapa hari pertama penggunaan.

6. Neo Entrostop

Neo Entrostop adalah obat yang umumnya digunakan untuk mengatasi diare.

Obat ini mengandung kombinasi bahan aktif seperti, attapulgite dan pektin, yang bekerja dengan menyerap zat berbahaya dan menenangkan saluran pencernaan.

Penggunaan Neo Entrostop sebagai obat diare pada ibu hamil perlu dilakukan dengan hati-hati, karena beberapa bahan aktif mungkin tidak sepenuhnya aman selama masa kehamilan.

Pasalnya, obat diare yang mengandung adsorben, seperti attapulgite, diketahui mungkin menurunkan penyerapan nutrisi penting dari makanan, yang bisa berdampak negatif pada ibu hamil dan janin.

7. Molagit

Molagit adalah obat yang digunakan untuk mengatasi diare, dan sering mengandung bahan aktif seperti kaolin dan pektin.

Namun, penggunaan obat ini pada ibu hamil harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan di bawah pengawasan dokter.

Kaolin dapat memengaruhi penyerapan nutrisi penting dari makanan, yang bisa menjadi masalah selama kehamilan, ketika kebutuhan nutrisi meningkat.

Penggunaan jangka panjang atau berlebihan juga harus dihindari karena dapat menyebabkan sembelit.

8. Guanistrep

Guanistrep adalah obat yang digunakan untuk mengatasi diare akut.

Obat ini mengandung bahan aktif seperti kaolin dan pektin yang bekerja dengan menyerap racun dan mikroorganisme di usus, serta menenangkan lapisan usus yang teriritasi.

Namun, sebelum menggunakan Guanistrep atau obat diare lainnya, sangat penting bagi ibu hamil untuk berkonsultasi dengan dokter.

Meskipun kaolin dan pektin umumnya dianggap aman, penggunaan obat yang mengandung adsorben bisa mempengaruhi penyerapan nutrisi penting dari makanan.

Ini bisa menjadi perhatian khusus selama kehamilan, ketika kebutuhan nutrisi meningkat.

Sebelum menggunakan obat diare apapun, termasuk yang telah disebutkan di atas, penting untuk membaca petunjuk penggunaan dan memerhatikan dosis yang dianjurkan.

Cara aman mengatasi diare pada ibu hamil selain dengan obat

minum teh herbal saat hamil

Diare adalah penyakit yang sebetulnya bisa sembuh sendiri. Hal ini yang membuat dokter biasanya akan menyarankan beberapa hal sebelum meresepkan obat.

Terlebih, ibu hamil juga jadi lebih sensitif dengan obat-obatan karena janin di dalam kandungan.

Biasanya, apabila setelah dua hari kondisi sudah membaik, ibu hamil tidak perlu lagi minum obat mencret.

Setelah itu, Anda bisa mencoba cara mengatasi diare pada ibu hamil lainnya, seperti berikut ini.

  • Minum air yang cukup. Mengutip dari American Pregnancy Association, minum cukup air pada ibu hamil ini berfungsi membantu mengisi ulang kadar cairan elektrolit yang hilang dalam tubuh akibat diare.
  • Konsumsi makanan tinggi probiotik. Probiotik dalam bentuk makanan, seperti yoghurt dan tempe, diketahui aman menjadi obat diare yang aman untuk ibu hamil. Ini termasuk bakteri baik yang membantu mengembalikan keseimbangan flora usus.
  • Patuhi pantangan makanan untuk ibu hamil saat diare. Umumnya, makanan yang dihindari saat diare adalah makanan pedas, asam, berlemak, dan digoreng.
  • Ketahui makanan saat diare yang boleh dimakan. Dokter mungkin akan merekomendasikan pola makan bernama diet BRAT yang mengharuskan hanya makan pisang, nasi, saus apel, dan roti tawar panggang karena mudah dicerna oleh sistem pencernaan. Setelah diare membaik, Anda boleh menghentikan diet BRAT karena pola makan ini tidak mampu mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil dan janin.
  • Hentikan pemakaian obat atau suplemen tertentu. Dokter mungkin saja menganjurkan ibu untuk minum obat atau suplemen tertentu yang ternyata bisa menimbulkan reaksi alergi atau efek samping seperti diare selama kehamilan. Sebaiknya hentikan dulu konsumsi suplemen tersebut atau ganti dengan yang lebih aman.
  • Jangan lupa untuk tetap konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter apakah Anda perlu mengganti obat atau suplemen saat hamil.

    Kapan harus ke dokter?

    cara memilih dokter internis terbaik

    Cara rumahan di atas bisa menjadi pilihan utama untuk mengatasi dan mengobati diare pada ibu hamil.

    Namun, Anda sebaiknya tidak lupa untuk tetap berkonsultasi ke dokter apabila merasakan gejala yang semakin parah.

    Termasuk ketika obat diare atau mencret yang aman untuk ibu hamil tidak cukup efektif.

    Anda perlu mengetahui bahwa diare parah yang sampai menyebabkan dehidrasi perlu perawatan di rumah sakit.

    Pasalnya, dehidrasi yang berat dapat menyebabkan berbagai komplikasi dalam kehamilan.

    Dehidrasi juga bisa menyebabkan janin kekurangan oksigen dan asupan gizi. Ini dapat berakibat fatal bagi perkembangan janin.

    Ketika sudah mengalami dehidrasi, minum obat diare atau mencret saja tidak lagi cukup sebagai cara mengatasi diare pada wanita hamil.

    Sebaiknya, Anda segera menemui dokter untuk mendapatkan asupan cairan dan penanganan yang tepat.

    Gejala dehidrasi pada ibu hamil

    Berikut adalah beberapa gejala dehidrasi pada ibu hamil yang perlu Anda waspadai.

    • Urine yang pekat.
    • Mulut kering.
    • Rasa haus.
    • Penurunan jumlah urine.
    • Nyeri kepala dan pusing.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm

    Farmasi · None


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 2 hari lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan