backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Obesitas pada Ibu Hamil, Kenali Bahaya dan Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

Obesitas pada Ibu Hamil, Kenali Bahaya dan Cara Mengatasinya

Organisasi Kesehatan Duni (WHO) memperkirakan satu dari delapan orang di seluruh dunia hidup dengan masalah obesitas. Obesitas nyatanya juga bisa berdampak buruk pada kesehatan ibu hamil (bumil) dan janin.

Lantas, apa yang harus dilakukan untuk menjaga kehamilan Anda tetap sehat meski mengalami kondisi ini? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Ciri-ciri obesitas pada ibu hamil

Istilah obesitas merujuk pada suatu kondisi saat terjadi penumpukan lemak secara tidak normal dan berlebihan, terutama pada lemak viseral pada bagian perut.

Dilansir dari situs American College of Obstetricians and Gynecologists, ibu hamil dikatakan obesitas bila memiliki indeks massa tubuh atau body mass index (BMI) sebesar 30 atau lebih.

Karena berkaitan dengan penumpukan lemak pada area perut, kondisi ini umumnya ditandai dengan pembesaran perut yang lebih dari kebanyakan orang.

Selain itu, tekanan darah tinggi alias hipertensi juga merupakan indikator penting obesitas pada ibu hamil.

Obesitas pada bumil juga dapat menimbulkan masalah pernapasan, seperti sesak napas dan laju pernapasan lambat karena tekanan pada paru-paru akibat berat badan berlebih.

Apa perbedaan kelebihan berat badan dan obesitas?

Obesitas dan kelebihan berat badan saat hamil dapat dibedakan dari angka BMI dan penyebabnya sebagai berikut.
  • BMI: Kelebihan berat badan (overweight) artinya ibu hamil memiliki BMI antara 25–29,9, sedangkan obesitas memiliki BMI sebesar 30 atau lebih.
  • Penyebab: Kelebihan berat badan bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti lemak berlebih, massa otot dan tulang yang lebih besar, atau penumpukan cairan. Sementara itu, obesitas hanya disebabkan oleh penumpukan lemak secara berlebihan.

Penyebab obesitas pada ibu hamil

bumil obesitas

Berat badan yang bertambah selama masa kehamilan merupakan suatu hal yang wajar. Hal ini bertujuan untuk mendukung perkembangan janin.

Namun, kenaikan berat badan perlu dikontrol supaya tidak berlebihan. Obesitas pada ibu hamil mungkin disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini.

  • Kesalahan asupan kalori. Tubuh membutuhkan kalori ekstra selama hamil, tetapi tidak sampai dua kali lipat dari biasanya. Kesalahan menghitung asupan kalori ini berpotensi menyebabkan berat badan naik secara berlebihan.
  • Pola makan yang tidak sehat. Ibu hamil biasanya mengalami ngidam atau keinginan untuk makan makanan tertentu. Konsumsi makanan yang tinggi kalori atau lemak secara berlebihan dapat menyebabkan pertambahan berat badan.
  • Kurangnya aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik berpotensi menyebabkan penumpukan lemak dan obesitas pada ibu hamil.
  • Gangguan emosional. Perubahan hormon yang memengaruhi suasana hati serta stres kronis bisa memicu perilaku makan yang tidak sehat. Asupan kalori yang tidak perlu ini bisa membuat berat badan naik secara tidak terkontrol.

Risiko obesitas pada ibu hamil

Obesitas selama masa kehamilan bisa meningkatkan risiko komplikasi bagi ibu hamil dan janin.

Berikut ini adalah beberapa komplikasi kehamilan yang perlu diwaspadai bila Anda mengalami obesitas atau penumpukan lemak tubuh secara berlebihan.

1. Diabetes gestasional

Obesitas meningkatkan risiko diabetes gestasional, yakni kadar glukosa atau gula darah tinggi yang berkembang selama masa kehamilan.

Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini bisa meningkatkan risiko bayi terkena diabetes melitus pada kemudian hari.

2. Preeklampsia

Preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan peningkatan kadar protein dalam urine (proteinuria).

Kondisi ini dapat menyebabkan gagal ginjal dan hati pada ibu hamil. Sementara itu, risiko bagi bayi dalam kandungan adalah masalah plasenta dan gangguan pertumbuhan janin.

Gejala preeklampsia umumnya terlihat pada paruh kedua kehamilan atau setelah 20 minggu.

3. Sleep apnea obstruktif

Kelebihan berat badan bisa memengaruhi sistem pernapasan. Salah satu komplikasi obesitas pada bumil ialah obstructive sleep apnea (OSA).

OSA membuat ibu hamil berhenti bernapas dalam waktu singkat saat tidur. Kondisi ini berisiko menyebabkan kelelahan dan masalah kesehatan lain, seperti hipertensi dan preeklampsia.

4. Makrosomia

Komplikasi obesitas yang memengaruhi janin dalam kandungan yakni makrosomia. Istilah ini merujuk pada kondisi janin yang tumbuh lebih besar dari seharusnya.

Makrosomia dapat meningkatkan risiko cedera pada janin saat persalinan, contohnya bahu janin tersangkut setelah kepala keluar selama persalinan normal (pervaginam).

Bayi yang lahir dengan lemak tubuh terlalu banyak juga lebih berisiko mengalami obesitas nantinya.

5. Persalinan sulit dan lama

Obesitas bisa membuat persalinan lebih lama dan sulit serta membutuhkan intervensi, seperti dengan menggunakan forsep atau ekstraksi vakum.

Komplikasi lain akibat obesitas, misalnya preeklampsia atau makrosomia, juga meningkatkan kemungkinan ibu untuk melahirkan dengan operasi caesar atau c-section.

Tips menjaga kesehatan ibu hamil dengan obesitas

menjaga kesehatan ibu hamil obesitas

Obesitas memang menimbulkan risiko kesehatan bagi ibu hamil dan janin. Akan tetapi, bukan berarti Anda tidak bisa menjalani kehamilan yang sehat.

Kunci penting hamil saat obesitas yakni dengan memastikan bahwa Anda mengalami kenaikan berat badan yang sehat.

Dikutip dari situs Pregnancy, Birth and Baby, wanita yang mengalami obesitas sebelum hamil disarankan untuk meningkatkan berat badan sebanyak 5–9 kilogram (kg) selama kehamilan.

Pada trimester 2 dan 3, kenaikan berat badan normal yaitu sekitar 0,8–1,2 kg setiap bulannya.

Untuk menambah berat badan sesuai anjuran, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda coba.

  • Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin agar dokter bisa menilai risiko komplikasi dengan memantau kenaikan berat badan, tekanan darah, dan kadar gula darah.
  • Terapkan diet ibu hamil dengan obesitas. Utamakan asupan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan sumber protein tanpa lemak.
  • Hindari konsumsi makanan tidak sehat yang tinggi kalori tetapi rendah zat gizi, seperti makanan manis, makanan ringan, dan makanan cepat saji.
  • Tetap aktif bergerak serta lakukan olahraga yang aman untuk ibu hamil, misalnya jalan kaki, berenang, atau yoga prenatal.
  • Tidur cukup selama 7–8 jam setiap malam untuk menjaga keseimbangan hormon serta mengelola stres.

Mengalami obesitas saat hamil adalah sesuatu yang sulit. Itu sebabnya, penting untuk mencari dukungan dari orang-orang di sekitar Anda, baik itu dari pasangan maupun keluarga.

Mereka bisa memberikan dukungan positif untuk mendorong Anda melakukan gaya hidup sehat demi kesehatan diri dan janin dalam kandungan.

Kesimpulan

  • Obesitas pada ibu hamil ditandai dengan indeks massa tubuh sebesar 30 atau lebih sebelum terjadinya kehamilan.
  • Kondisi ini bisa diperparah oleh kelebihan asupan kalori, pola makan yang buruk, kurang aktivitas fisik, hingga gangguan emosional.
  • Obesitas pada bumil meningkatkan risiko komplikasi kesehatan bagi ibu dan janin, seperti diabetes gestasional, preeklampsia, dan makrosomia.
  • Pemeriksaan kehamilan rutin, diet sehat dan seimbang, serta aktivitas fisik yang memadai dapat membantu menjaga kesehatan ibu hamil dengan obesitas.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan