Paparan sinar matahari rupanya bukan menjadi satu-satunya hal yang berpotensi menyebabkan kanker kulit. Tanpa disadari, ada beberapa kebiasaan yang juga bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker kulit.
Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Paparan sinar matahari rupanya bukan menjadi satu-satunya hal yang berpotensi menyebabkan kanker kulit. Tanpa disadari, ada beberapa kebiasaan yang juga bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker kulit.
Dengan mengetahui berbagai kebiasaan tersebut, Anda bisa lebih berhati-hati dalam beraktivitas sehingga risiko terkena kanker bisa berkurang.
Penyebab kanker kulit sama seperti jenis kanker lainnya, yaitu pertumbuhan sel yang abnormal.
Meski belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan sel abnormal tersebut berkembang di bawah kulit, beberapa kebiasaan berikut dinilai bisa meningkatkan risikonya.
Fungsi utama sunscreen atau tabir surya adalah melindungi kulit dari paparan sinar UV berlebih. Jadi, meskipun tidak beraktivitas di luar ruangan, Anda tetap disarankan memakai tabir surya.
Ketika berada di dalam ruangan, Anda bisa menggunakan sunscreen ber-SPF 15. Sementara itu, jika Anda berencana beraktivitas di luar, ganti sunscreen Anda dengan yang ber-SPF di atas 30.
Selain itu, sebisa mungkin hindari kebiasaan beraktivitas di luar ruangan selama pukul 10.00–16.00 demi mengurangi risiko kanker kulit. Pasalnya, ini adalah waktu ketika matahari bersinar terik.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients menunjukkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi makanan manis dapat meningkatkan risiko melanoma, salah satu kanker kulit yang paling berbahaya.
Risiko tersebut akan semakin meningkat jika dalam olahan makanan manis yang sering Anda konsumsi terkandung tepung terigu dan gula yang tinggi.
Meski belum diketahui secara pasti bagaimana kaitannya, wanita dinilai lebih berisiko terkena kanker kulit jika terlalu banyak mengonsumsi makanan manis.
Kebiasaan merawat tangan dan kuku atau manicure dinilai bisa meningkatkan risiko kanker kulit. Akan tetapi, ini bukan disebabkan oleh gel pewarna atau alat potong kuku yang digunakan.
Peningkatan risiko kanker kulit saat manicure terjadi ketika kaki atau tangan Anda dimasukkan ke dalam alat pengering.
Pasalnya, beberapa alat pengering ini memanfaatkan sinar UV buatan beradiasi tinggi. Padahal, paparan sinar UV berlebih merupakan salah satu faktor risiko kanker kulit.
Oleh karena itu, jika Anda ingin melakukan manicure, coba tanyakan pihak salon kecantikan langganan Anda tentang jenis alat pengering yang digunakan.
Beberapa orang ingin punya kulit yang lebih gelap sehingga berusaha mendapatkannya dengan cara berjemur.
Namun, perlu Anda ingat bahwa kebiasaan berjemur, baik secara langsung di bawah sinar matahari maupun menggunakan teknologi yang disebut tanning bed, bisa meningkatkan risiko kanker kulit.
American Academy of Dermatology menyebutkan bahwa penggunaan tanning bed bisa meningkatkan risiko kanker kulit jenis karsinoma sel basal sebesar 24% dan karsinoma sel skuamosa (KSS) sebesar 58 persen.
Semakin sering Anda menggunakan tanning bed, semakin tinggi pula risiko terjadinya karsinomia sel skuamosa dan karsinoma sel basal.
Kebiasaan minum alkohol dan merokok erat kaitannya dengan peningkatan risiko kanker. Ini lantaran alkohol dan rokok mengandung zat karsinogenik yang bisa memicu pertumbuhan sel kanker.
Tidak hanya kanker kulit, kebiasaan minum alkohol dan merokok pada dasarnya merupakan kombinasi sempurna untuk merusak kesehatan tubuh.
Kedua hal ini bisa menyebabkan berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, kanker paru, perlemakan hati, dan sirosis.
Sama seperti bagian tubuh lainnya, kulit juga perlu dirawat dan diperhatikan kondisinya.
Pasalnya, beberapa perubahan pada kulit, seperti pertumbuhan tahi lalat baru atau lesi yang berdarah, bisa saja menjadi gejala kanker kulit.
Jadi, apabila Anda mengalami perubahan tertentu pada kulit yang membuat Anda khawatir, jangan ragu untuk periksa ke dokter.
Selain berbagai kebiasaan di atas, pola hidup yang tidak sehat juga dinilai bisa meningkatkan risiko kanker kulit. Oleh karena itu, meski terkadang terasa berat, mulailah untuk membiasakan hidup sehat.
Seperti jenis kanker lainnya, penanganan sedini mungkin merupakan pengobatan terbaik bagi pasien kanker kulit.
Maka, jika Anda menemukan keanehan pada kulit atau memiliki faktor risiko kanker, seperti riwayat keluarga dengan kondisi serupa, jangan ragu untuk periksa ke dokter.
Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan terbaik, Anda bisa langsung berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar