Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Ebola adalah penyakit berbahaya yang disebabkan oleh infeksi virus. Penyakit ini ditandai dengan gejala demam tinggi, diare, muntah-muntah, dan perdarahan di dalam tubuh.
Virus penyebab penyaki ebola sangat menular dan infeksinya bisa mengancam nyawa. Sekitar 90% dari pasien yang terinfeksi penyakit ini tidak dapat bertahan hidup. Penyakit ebola menjadi wabah di negara-negara benua Afrika seperti Kongo, Sudan, dan Uganda.
Sampai saat ini, belum pernah dilaporkan adanya kasus penyakit ebola di Indonesia. Meski begitu, penting untuk tetap mewaspadai dan mencegah penularan penyakit ini.
Virus ebola merupakan virus yang berasal dari hewan (zoonosis) seperti monyet, simpanse, dan hewan perimata lainnya. Penularan virus di antara manusia dapat terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh dan luka pada kulit orang yang terinfeksi.
Penyakit ini jarang ditemui, tapi tergolong memiliki dampak yang sangat serius. Penyakit ini paling banyak terjadi di Afrika. Wabah ebola terbaru ditemukan pada tanggal 1 Juni 2020 lalu di Kongo.
Jika Anda berencana untuk bepergian ke daerah terjadinya wabah ebola, pastikan Anda mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga diri Anda. Penyakit ini dapat memengaruhi pria dan wanita pada usia berapa pun.
Tanda dan gejala biasanya muncul tiba-tiba dalam 5-10 hari sejak tubuh terinfeksi virus. Tanda-tanda dan gejala awal ebola meliputi:
Seiring berjalannya waktu, gejala penyakit ebola bisa berkembang semakin parah yang meliputi:
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Jika Anda memiliki gejala seperti yang disebutkan, sebaiknya hubungi pihak rumah sakit terlebih dahulu.
Cara ini dapat membantu tim medis untuk mempermudah penanganan Anda, sekaligus mencegah penyebaran virus ebola lebih luas pada orang lain.
Segera hubungi dokter jika:
Penyakit ini dapat menyebabkan kematian bagi sebagai besar orang yang terkena dampak. Seiring dengan perkembangan infeksi, penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi seperti:
Salah satu alasan virus ebola sangat mematikan adalah karena virus tersebut mengganggu kemampuan sistem kekebalan sebagai pertahanan tubuh.
Namun, para ilmuwan tidak mengerti mengapa beberapa orang dapat pulih, sedangkan beberapa orang lainnya dapat selamat.
Bagi orang yang berhasil selamat, pemulihannya akan berjalan lambat. Mungkin butuh berbulan-bulan untuk mendapatkan kekuatan semula. Virus pun akan tetap di dalam tubuh selama berminggu-minggu.
Penyakit ebola disebabkan oleh infeksi virus yang berasal dalam keluarga virus Filoviridae. Virus penyebab penyakit ebola ini berasal dari monyet, simpanse, dan primata lainnya.
Ada 5 strain virus ebola yang bisa hidup dalam tubuh hewan, empat di antaranya diketahui bisa menginfeksi manusia. Virus pertama kali ditemukan di Afrika, tapi diketahui terdapat strain yang lebih ringan telah ditemukan pada monyet dan babi di Filipina.
Saat masuk ke dalam tubuh, virus terlebih dulu melalui masa inkubasi yang bisa berlangsung selama 2-21 hari sebelum akhirnya menginfeksi dan menimbulkan gejala.
Selanjutnya, virus akan menyerang sistem imun dan organ tubuh lainnya, terutama sel pembeku darah. Infeksi virus ini bisa menyebabkan perdarahan yang serius pada organ tubuh dan seringnya tidak terkendali.
Menurut CDC, para ahli menduga bahwa virus ebola berpindah ke manusia melalui cairan tubuh hewan yang terinfeksi, seperti:
Virus kemudian menyebar dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka kulit orang yang terinfeksi.
Dikutip dari Mayo Clinic, penyakit virus ebola tidak menular melalui udara dan tidak menyebar melalui kontak biasa, seperti berada di dekat orang yang terinfeksi.
Tidak seperti penyakit pernapasan, yang dapat menyebar melalui partikel di udara setelah orang yang terinfeksi batuk atau bersin, virus ini disebarkan melalui kontak langsung.
Berikut daftar cairan tubuh yang dapat menularkan virus penyebab ebola:
Orang-orang yang terinfeksi biasanya tidak menularkan penyakit ini sampai nantinya mereka mengalami gejala-gejalanya.
Anggota keluarga sering kali tertular karena biasanya mereka merawat kerabat yang sakit atau mempersiapkan jasad untuk penguburan.
Beberapa penularan juga bisa terjadi akibat pemakaian ulang jarum dan alat suntik yang tidak steril karena sudah terkontaminasi.
Tidak ditemukan bukti bahwa virus dapat disebarkan oleh gigitan serangga.
Risiko penularan penyakit ini dapat meningkat jika Anda:
Penyakit ini cukup sulit didiagnosis karena tanda-tanda dan gejala awal menyerupai penyakit lain, seperti tifoid dan malaria.
Jika dokter menduga Anda terinfeksi virus ebola, akan dilakukan tes darah untuk mengidentifikasi virus, termasuk:
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Sejauh ini, obat antivirus untuk menyembuhkan penyakit ebola belum ditemukan.
Namun, para peneliti masih terus berusaha untuk mencari cara pengobatan yang tepat, seperti plasma darah, terapi imun, dan penggunaan serum medis. Meskipun cara pengobatan ini masih terus dievaluasi tingkat efektivitas dan risikonya.
Penanganan medis yang dilakukan saat ini masih bertujuan untuk meringankan gejala dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga mampu melawan infeksi virus.
Beberapa tindakan medis di rumah sakit untuk pengobatan pendukung penyakit ebola di antaranya adalah:
Satu-satunya cara untuk mengobati penyakit adalah dengan segera mencari pertolongan medis begitu Anda berkontak dengan virus atau ketika gejala mulai muncul.
Segera cari pertolongan medis pada situasi berikut:
Penyebaran penyakit ebola masih dapat dicegah. Namun, vaksin untuk mencegah infeksi virus ini memang belum tersedia di Indonesia.
Pada akhir 2019 lalu, badan pengawas obat dan makanan Amerika, FDA, telah menyetujui distribusi vaksinr VSV-ZEBOV (Ervebo™) untuk mencegah infeksi virus ebola.
Selain melalui vaksin, cara pencegahan masih bisa dilakukan dengan mengurangi hal-hal yang meningkatkan risiko terjadinya infeksi seperti:
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar