backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

16

Tanya Dokter
Simpan

8 Penyebab Benjolan di Lidah, Apakah Berbahaya?

Ditinjau secara medis oleh drg. Farah Nadiya · Gigi · Lumina Aesthetics Clinic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 22/06/2023

    8 Penyebab Benjolan di Lidah, Apakah Berbahaya?

    Benjolan di lidah memang tidak selalu berarti Anda sedang mengalami penyakit serius. Namun, tetap saja kondisi ini bisa mengganggu aktivitas harian, misalnya untuk makan atau berbicara. Maka dari itu, penting untuk mengetahui apa saja yang bisa menyebabkan benjolan di lidah Anda.

    Berbagai penyebab benjolan di lidah

    Benjolan di lidah merupakan kondisi umum yang bisa disebabkan oleh berbagai hal, termasuk cedera, alergi, iritasi, dan infeksi.

    Kebanyakan kasus benjolan pada lidah tidaklah serius, tetapi bukan berarti Anda bisa mengabaikan kondisi yang satu ini.

    Berikut adalah beberapa kondisi medis yang bisa menjadi penyebab timbulnya benjolan di lidah Anda.

    1. Papilitis

    papila lidah

    Papila adalah benjolan-benjolan kecil pada permukaan lidah yang berfungsi untuk menerima rangsangan dan mendeteksi rasa makanan.

    Saat mengalami peradangan, papila akan membengkak dan berwarna putih atau merah. Kondisi tersebut dalam istilah medis dikenal sebagai papilitis.

    Penyebab kondisi ini belum jelas. Namun, faktor risikonya bisa terkait stres, gangguan hormon, atau iritasi akibat makanan tertentu.

    Meski bukan penyakit serius, papilitis bisa menimbulkan gatal hingga rasa terbakar pada lidah. Kondisi ini bisa muncul tiba-tiba dan biasanya hilang sendiri tanpa pengobatan dalam beberapa hari. 

    2. Sariawan

    Sariawan, atau secara medis dikenal sebagai stomatitis aftosa, merupakan luka kecil yang dangkal yang biasanya muncul pada jaringan lunak mulut, termasuk bibir, pipi dalam, dan lidah.

    Luka sariawan umumnya berbentuk bulat atau lonjong, dengan bagian tengah luka berwarna keputihan atau kekuningan dan tepian yang kemerahan.

    Kondisi ini tidak menular dan penyebab benjolan di lidah ini juga tidak diketahui secara pasti.

    Sariawan bisa sembuh sendiri dalam 10 hingga 14 hari tanpa pengobatan, tetapi Anda bisa minum obat pereda nyeri untuk meredakan gejalanya.

    Apabila sariawan terjadi terus-menerus dan terjadi gejala lain, seperti demam dan kesulitan makan, segera kunjungi dokter.

    3. Hand, foot, and mouth disease (HFMD)

    Penyakit yang dikenal juga dengan sebutan flu Singapura ini adalah infeksi virus yang umum menyerang anak-anak. Penyebabnya adalah infeksi virus coxsackievirus.

    Anak yang terkena HFMD akan mengalami gejala berupa benjolan melepuh pada lidah, gusi, atau benjolan pada pipi dalam.

    Gejala lain yang menyertai adalah demam, sakit tenggorokan, tubuh lemah, ruam merah tanpa gatal di telapak tangan, telapak kaki, atau bokong.

    Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini. Dokter biasanya meresepkan obat tertentu untuk meredakan gejala yang muncul.

    Kondisinya akan membaik dalam 7 atau 10 hari. Namun, dalam kasus parah, penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi seperti ensefalitis atau meningitis.

    Hand foot mouth disease bisa menular lewat ingus, dahak, cairan dari lepuhan, atau percikan air ludah. Oleh karena itu, anak yang sakit harus dirawat terpisah dari anak yang sehat.

    4. Herpes oral

    Herpes oral merupakan infeksi virus herpes simpleks-1 (HSV-1) yang menyerang mulut, bibir, dan gusi.

    Saat menyerang mulut, kondisi ini biasanya ditandai dengan ruam, bengkak, sariawan, dan terkadang benjolan di lidah. Ruam bisa berubah menjadi luka melepuh atau lenting.

    Gejala herpes oral bisa mereda tanpa pengobatan setelah 1–2 minggu. Dokter akan menyarankan penggunaan obat antivirus untuk mengurangi rasa sakit dan gatal, serta menghilangkan luka herpes.

    Berbeda dengan sariawan yang tidak menular, herpes oral bersifat menular dan bisa dengan mudah menyebar melalui air liur atau kontak langsung dengan bagian yang terinfeksi, seperti lapisan mulut atau lidah.

    Kasus infeksi HSV-1 di dunia

    World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 67% orang di bawah 50 tahun di seluruh dunia telah terinfeksi virus HSV-1.

    5. Papiloma skuamosa

    Papiloma skuamosa umumnya terkait dengan infeksi human papillomavirus (HPV) pada rongga mulut sehingga mungkin menimbulkan benjolan tunggal berbentuk tak beraturan.

    Kondisi yang juga dikenal sebagai HPV oral ini bisa menular melalui hubungan seks oral atau berciuman, terutama jika Anda sering bergonta-ganti pasangan.

    Pengobatan papiloma skuamosa bisa Anda lakukan melalui prosedur pembedahan atau ablasi laser. Infeksi HPV oral juga sangat berkaitan dengan berkembangnya kanker mulut atau kanker orofaringeal.

    Maka, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui ada-tidaknya risiko kondisi ini.

    6. Mukokel

    Mukokel atau kista mukosa oral merupakan salah satu lesi yang paling umum terjadi di rongga mulut dan berkembang sebagai akumulasi dari air liur.

    Benjolan lunak ini terbentuk di dekat salah satu bukaan kelenjar air liur di bawah lidah, bibir, pipi, atau bagian dasar mulut. 

    Benjolan mukokel memiliki warna seperti jaringan mukosa mulut atau biru gelap. Kista cenderung hilang secara berkala ketika pecah, serta bisa muncul kembali apabila teriritasi oleh air liur.

    Berdasarkan sebuah penelitian dalam Journal of Clinical and Experimental Dentistry, mukokel bisa terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering ditemukan pada orang berusia 10 hingga 30 tahun.

    7. Sialolithiasis

    benjolan di bawah lidah

    Sialolithiasis atau batu kelenjar air liur merupakan kondisi terbentuknya batu mineral yang mengkristal pada saluran kelenjar air liur.

    Batu mineral ini akhirnya menyumbat saluran kelenjar air liur yang ada pada rongga mulut, seperti kelenjar parotid, kelenjar submandibular, dan kelenjar sublingual.

    Beberapa gejala sialolithiasis yakni benjolan yang terasa sakit di bawah lidah, mulut kering, pembengkakan rahang, dan rasa sakit berlebihan saat mengunyah atau menelan.

    Pengobatan sialolithiasis umumnya melibatkan prosedur bedah invasif minimal oleh dokter untuk mengeluarkan batu mineral dari saluran kelenjar air liur.

    8. Kanker lidah

    Walaupun sebagian besar benjolan di lidah bukanlah gejala serius, pada beberapa kasus, kondisi ini bisa menjadi gejala kanker lidah.

    Kanker lidah bisa muncul pada bagian depan lidah dengan benjolan berwarna abu-abu, merah muda, atau merah yang lebih mudah Anda lihat.

    Kanker lidah juga bisa memengaruhi pangkal lidah sehingga mungkin lebih sulit untuk Anda deteksi.

    Dikutip dari Mayo Clinic, kanker pangkal lidah biasanya baru terdeteksi pada stadium lanjut, ketika jaringan sudah besar dan menyebar ke kelenjar getah bening pada leher.

    Selain pembedahan, dokter dapat merekomendasikan metode perawatan lain, seperti kemoterapi, terapi radiasi, atau terapi obat sesuai dengan kondisi yang Anda alami.

    Kapan benjolan di lidah harus diperiksakan?

    pemeriksaan ke dokter gigi

    Sebagian besar penyebab benjolan di lidah bisa sembuh dengan sendirinya setelah beberapa waktu. Namun, sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter bila terdapat kondisi berikut.

    • Benjolan di lidah tidak sembuh dalam 10 hingga 14 hari setelah gejala muncul.
    • Benjolan terasa sangat menyakitkan atau terus kambuh.
    • Timbul rasa sakit pada lidah atau gejala lain yang menyertai, seperti demam.
    • Lidah bengkak sangat besar hingga menyebabkan gangguan pernapasan.
    • Kemampuan berbicara, menelan, dan mengunyah menjadi terganggu.

    Dalam mendiagnosis, dokter pertama kali akan memeriksa dan menanyakan riwayat kesehatan Anda. Dokter juga mungkin melakukan tes darah untuk mendeteksi infeksi virus atau bakteri.

    Apabila benjolan dicurigai sebagai kanker, dokter akan melakukan biopsi atau pengambilan sampel jaringan untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.

    Dengan diagnosis yang tepat, dokter bisa memberikan langkah penanganan yang tepat sesuai kondisi Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    drg. Farah Nadiya

    Gigi · Lumina Aesthetics Clinic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 22/06/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan