Ada banyak anjuran dan pantangan yang perlu diperhatikan para pengidap diabetes (diabetesi), salah satunya soal asupan daging. Sebenarnya, aman atau tidak, ya, bila diabetesi makan daging? Agar paham lebih dalam, berikut ulasan lengkapnya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Ada banyak anjuran dan pantangan yang perlu diperhatikan para pengidap diabetes (diabetesi), salah satunya soal asupan daging. Sebenarnya, aman atau tidak, ya, bila diabetesi makan daging? Agar paham lebih dalam, berikut ulasan lengkapnya.
Jawabannya adalah belum tentu, tergantung besaran porsi dan gaya hidup yang dijalani. Pengidap diabetes boleh makan daging merah asalkan dalam porsi wajar dan tetap mengontrol gula darah dari pengobatan dan penerapan pola hidup sehat.
Dalam menjalani gaya hidup sehat, penting bagi pengidap diabetes untuk mengikuti pola makan untuk gula darah.
Selain mengendalikan kadar glukosa, pola makan ini bisa membantu menurunkan berat badan dan mengurangi risiko penyakit jantung yang berhubungan dengan komplikasi diabetes.
Dokter biasanya akan menganjurkan untuk mengutamakan konsumsi makanan tinggi serat, dan lemak baik.
Dikutip dari Mayo Clinic, pengidap diabetes juga perlu menghindari makanan dengan lemak jenuh, termasuk olahan sapi.
Beberapa penelitian menyebutkan adanya pengaruh konsumsi daging terhadap peningkatan risiko penyakit diabetes, salah satunya yang terbit dalam jurnal Nutrients.
Penelitian tersebut mengamati pengaruh konsumsi rutin daging merah dan unggas terhadap peningkatan risiko diabetes tipe 2.
Hasilnya, peserta yang rutin makan makanan ini memiliki risiko mengidap diabetes yang lebih tinggi daripada mereka yang mengurangi konsumsi daging.
Oleh karena itu, Anda yang memiliki diabetes perlu membatasi konsumsi daging merah dalam pola makan sehari-hari. Jika ingin, konsumsi daging merah sesekali saja.
Pengidap diabetes memang tetap diperbolehkan mengonsumsi daging merah, tetapi hanya dalam jenis dan jumlah tertentu.
Berikut jenis-jenis daging merah yang tergolong aman untuk diabetesi.
Jenis daging ini mengandung 3 gram lemak dan 55 kkal dalam 1 ons. Daging merah tanpa lemak termasuk berikut:
Konsumsi daging ini sebaiknya tidak terlalu banyak karena kandungan lemaknya yang cukup tinggi.
Pada 1 ons daging dengan lemak sedang, terdapat 5 gram lemak dan kalori sebanyak 75 kkal. Daging merah jenis ini termasuk:
Sementara itu, daging yang tinggi lemak perlu dihindari pengidap diabetes, termasuk:
Ada berbagai cara yang bisa Anda lakukan untuk memilih daging yang aman dikonsumsi diabetesi, berikut penjelasannya.
Salah satu hal yang dikhawatirkan dalam menentukan pola makan untuk diabetesi adalah kandungan lemak jahat pada daging merah.
Jika Anda masih ingin mengonsumsi daging merah, pilihlah daging yang mengandung sedikit lemak atau tanpa lemak sama sekali.
Jika Anda membeli produk daging di supermarket yang sudah dikemas, jangan lupa untuk memperhatikan tanda di kemasannya.
Pilihlah kemasan yang mencantumkan persentase daging tanpa lemak tertinggi, setidaknya 90% atau lebih tinggi.
Selain itu, Anda perlu memperhatikan label yang tertera dalam kemasan daging merah. Hindari label bertuliskan “Prime” karena biasanya daging tersebut mengandung lemak berlebih.
Saat memilih produk daging, ingatlah untuk selalu memilih yang segar daripada yang telah diolah dengan cara diasap, dibumbui, atau ditambah zat kimia tertentu.
Cara mengolah daging untuk diabetes pun harus diperhatikan. Hindari memasak terlalu lama, menambahkan santan, atau bahan masakan berkalori tinggi lainnya.
Jika Anda masih ingin atau terpaksa mengonsumsi daging olahan, sebaiknya batasi porsinya. Sebagai contoh, Anda hanya mengonsumsi sosis sebanyak 1 ons atau kurang, beberapa kali dalam sebulan.
Pola makan diabetes pada dasarnya adalah tentang moderasi atau sewajarnya. Jadi, Anda tetap bisa menikmati makanan kesukaan asalkan tidak berlebihan.
Meskipun begitu, ingatlah makanan bergizi lainnya yang memiliki indeks glikemik rendah akan lebih baik untuk kesehatan pengidap diabetes.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar