Kambuhnya asma selama kehamilan tentu membuat sebagian besar ibu khawatir. Agar Anda tidak salah memberikan penanganan, inilah berbagai hal seputar asma pada ibu hamil yang perlu Anda ketahui.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro
Kambuhnya asma selama kehamilan tentu membuat sebagian besar ibu khawatir. Agar Anda tidak salah memberikan penanganan, inilah berbagai hal seputar asma pada ibu hamil yang perlu Anda ketahui.
Asma merupakan penyakit kronis yang paling umum terjadi selama kehamilan. Diperkirakan bahwa kondisi ini terjadi pada 4–8% kehamilan.
Kehamilan dapat meringankan atau memperburuk gejala asma. Asthma and Allergy Foundation of America melaporkan bahwa sepertiga ibu hamil yang terkena asma mengalami perbaikan kondisi.
Sepertiga lainnya mengalami gejala yang lebih berat, sedangkan sepertiga sisanya tidak mengalami perubahan pada gejala asma mereka selama kehamilan.
Meskipun efek asma pada setiap orang dapat berbeda-beda, Anda tetap harus mewaspadai dan mengendalikan gejalanya agar tidak menimbulkan komplikasi yang membahayakan jiwa.
Gejala khas asma pada ibu hamil adalah sesak napas. Kondisi ini dapat diikuti dengan gejala lainnya, seperti:
Saat asma menyerang, Anda mungkin merasa lebih lelah dan ingin pingsan. Kondisi ini terjadi karena berkurangnya oksigen yang beredar ke seluruh tubuh. Pada beberapa kasus, bisa juga terjadi kecemasan.
Jika Anda mengalami gejala yang disebutkan di atas atau melihat ibu hamil sesak napas, segera cari bantuan medis dengan mengunjungi atau menghubungi klinik atau rumah sakit terdekat.
Kehamilan tidak menyebabkan asma, tetapi perubahan tubuh terkait kehamilan dapat memengaruhi pernapasan sehingga memicu asma pada beberapa ibu hamil.
Berikut adalah beberapa perubahan pada tubuh yang bisa menyebabkan asma kambuh saat hamil.
Selain menimbulkan ketidaknyamanan, gejala asma yang muncul selama masa kehamilan dapat menimbulkan komplikasi seperti berikut.
Gejala asma yang tidak terkontrol pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia, yakni komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kelebihan protein dalam urine.
Di samping itu, studi pada American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine (2022) menunjukkan bahwa preeklampsia dapat meningkatkan risiko bayi untuk mengalami asma saat masa kanak-kanak.
Asma yang tidak terkontrol dan kambuh saat hamil dapat meningkatkan risiko persalinan dan kelahiran prematur.
Bayi yang lahir prematur lebih berisiko memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah serta mengalami alergi pada masa dewasa ketimbang bayi yang lahir normal.
Asma pada kehamilan juga bisa menyebabkan bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR), yakni kurang dari 2,5 kilogram.
BBLR merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan gangguan pernapasan dan terhambatnya pertumbuhan bayi.
Untuk meminimalkan kemunculan gejala asma dan dampak buruk yang ditimbulkannya, Anda bisa melakukan beberapa tips berikut.
Pemeriksaan rutin perlu dilakukan jika Anda memiliki asma, apalagi jika Anda berencana hamil. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan kesehatan ibu menjelang kehamilan.
Dokter mungkin perlu meresepkan obat asma sebelum Anda merencanakan kehamilan. Pemeriksaan kehamilan juga perlu dilakukan secara rutin untuk memantau perkembangan janin dan kesehatan ibu hamil.
Flu bisa meningkatkan risiko kambuhnya asma pada ibu hamil. Untuk menurunkan risikonya, Anda perlu mendapatkan vaksin flu.
Anda juga perlu menjaga daya tahan tubuh dengan tetap aktif bergerak, mendapatkan sinar matahari yang cukup, serta mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
Asma pada ibu hamil bisa bertambah parah karena asam lambung yang naik. Oleh karena itu, kebiasaan makan yang buruk perlu dihindari supaya tidak memicu serangan asma.
Daripada makan dalam porsi besar, cobalah makan dengan porsi sedikit tetapi lebih sering. Jangan pula langsung berbaring setelah makan. Tunggulah sekitar 2–3 jam jika Anda ingin tidur atau berbaring.
Kekambuhan asma dapat dipicu oleh asap rokok, polusi, debu, dan pemicu alergi (alergen) lainnya. Jadi, jauhkan diri dari perokok dan gunakan masker jika bepergian keluar rumah.
Selain itu, jaga selalu kebersihan rumah dari debu, kotoran, maupun hal lainnya yang dapat memicu asma Anda.
Jika asma Anda sudah ditangani dengan obat-obatan, kemungkinan besar pengobatannya akan tetap sama selama kehamilan.
Dokter Anda mungkin menyarankan obat inhalasi dengan dosis yang lebih kecil. Dokter mungkin juga mengurangi dosis obat Anda, terutama selama trimester pertama ketika organ bayi sedang berkembang.
Itulah yang perlu Anda pahami tentang gejala, dampak buruk, hingga cara mengatasi asma pada ibu hamil. Jika Anda perlu informasi lebih dalam seputar kondisi ini selama kehamilan, jangan sungkan untuk berkonsultasi ke dokter.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa
General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar