backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Apakah Anak dengan Asma Pasti Punya Riwayat Alergi?

Fakta medis diperiksa oleh Hello Sehat Medical Review Team


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

    Apakah Anak dengan Asma Pasti Punya Riwayat Alergi?

    Saat anak diketahui memiliki riwayat asma, reaksi alergi diketahui bisa memicu timbulnya gejala asma pada anak. Namun, apakah ini artinya anak yang terkena asma memiliki riwayat alergi? Lalu, apakah semua anak yang punya riwayat alergi sudah pasti terkena asma? Ketahui jawabannya melalui ulasan di bawah ini.

    Apakah anak yang terkena asma memiliki riwayat alergi?

    asma pada anak bisa sembuh

    Memang benar adanya bahwa asma dan alergi punya hubungan yang kuat, termasuk pada anak-anak.

    Banyak anak penderita asma yang juga diketahui memiliki riwayat alergi. Bahkan, asma yang dipicu alergi menjadi jenis yang paling umum terjadi pada anak.

    Berdasarkan data dari jurnal Ann Allergy Asthma Immunol, anak dengan alergi dua hingga delapan kali lebih rentan mengalami asma dibandingkan anak yang tidak memiliki alergi.

    Menurut Nationwide Childrens pun, sebanyak 60—80% penderita asma diketahui memiliki alergi yang bisa menimbulkan gejala asma akut ataupun kronis.

    Namun, perlu digarisbawahi bahwa tidak semua anak yang memiliki alergi akan menderita asma.

    Alergi tidak secara langsung menjadi penyebab asma pada anak, melainkan bisa meningkatkan risikonya.

    Dr. Nicolina Wawrin, Dokter Anak di Weill Cornell Medicine Primary Care, menyatakan bahwa alergi bisa meningkatkan risiko riwayat asma pada anak.

    Bahkan, melansir dari Hopkins Medicine, anak-anak lebih rentan menderita asma jika memiliki alergi makanan, eksim, atau alergi pernapasan.

    Bukan cuma itu, alergi dapat memicu atau memperburuk gejala asma pada anak karena kedua kondisi ini berkaitan dengan respons inflamasi yang berlebihan dalam tubuh.

    Alergi sendiri terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap zat yang sebenarnya tidak berbahaya secara umum.

    Reaksi ini dapat menyebabkan inflamasi atau peradangan pada saluran pernapasan, yang pada gilirannya bisa memicu gejala asma, seperti batuk, mengi, dan kesulitan bernapas.

    Di sisi lain, asma adalah kondisi kronis yang memengaruhi saluran pernapasan dan menyebabkan saluran menjadi sempit dan meradang.

    Adapun beberapa alergen atau pemicu alergi yang bisa meningkatkan risiko riwayat asma pada anak, di antaranya:

    • tungau debu,
    • jamur,
    • hewan peliharaan,
    • serbuk sari dari rumput, pohon, dan gulma, serta
    • limbah dari hama seperti kecoa dan tikus.

    Maka dari itu, penanganan alergi yang efektif sering kali merupakan bagian penting dalam mencegah dan mengendalikan penyakit asma pada anak-anak.

    Ini dapat mencakup menghindari pemicu alergi, menggunakan obat-obatan untuk mengendalikan reaksi alergi, dan terkadang terapi imun untuk mengurangi sensitivitas terhadap alergen.

    Konsultasi dengan dokter spesialis anak atau dokter spesialis alergi dan imunologi bisa sangat membantu dalam memahami dan mengelola hubungan antara asma dan alergi pada anak.

    Asma pada anak mulai usia berapa?

    Asma dapat terjadi pada anak-anak dari berbagai rentang usia, bahkan mulai dari bayi. Namun, asma pada anak biasanya mulai muncul sebelum usia 5 tahun saat sistem imun anak masih berkembang.

    Bagaimana mencegah asma pada anak dengan riwayat alergi

    gejala asma pada anak

    Mencegah asma pada anak yang memiliki riwayat alergi melibatkan beberapa langkah yang dapat membantu mengelola alergi dan meminimalkan risiko berkembangnya asma atau memburuknya gejala.

    Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan.

    1. Ketahui dan hindari pemicu alergi

    Cari tahu apa yang memicu alergi pada anak Anda dan usahakan untuk menghindarinya.

    Pemicu umum termasuk debu rumah, tungau debu, bulu hewan peliharaan, serbuk sari, dan spora jamur.

    Pertimbangkan untuk melakukan tes alergi untuk mengidentifikasi alergen secara spesifik.

    2. Jaga kondisi lingkungan

    Jaga kebersihan rumah untuk mengurangi jumlah alergen. Misalnya, sering membersihkan karpet, ganti seprei dengan teratur, dan gunakan vacuum cleaner dengan filter HEPA.

    Pertimbangkan menggunakan pembersih atau pemurni udara (air purifier) untuk mengurangi alergen di udara.

    Batasi pula paparan terhadap polusi udara dan asap rokok, karena keduanya dapat memperburuk gejala asma.

    3. Penggunaan obat-obatan alergi

    Jika anak Anda memiliki riwayat alergi, dokter mungkin akan meresepkan obat antihistamin, dekongestan, atau antiinflamasi untuk mengontrol reaksi alergi yang timbul.

    Obat semprotan nasal steroid bisa digunakan untuk mengurangi inflamasi di saluran hidung, yang dapat membantu mencegah gejala asma yang dipicu oleh alergi.

    4. Pengobatan pencegahan asma

    Pada anak yang berisiko tinggi memiliki riwayat asma atau yang sudah menunjukkan gejala asma, dokter mungkin akan meresepkan pengobatan pencegahan, seperti inhaler kortikosteroid.

    Menggunakan obat-obatan ini sesuai petunjuk dapat membantu mengendalikan peradangan dan mencegah serangan asma pada anak.

    5. Imunoterapi

    Jika alergi anak sudah cukup parah dan berpengaruh besar terhadap kualitas hidupnya, dokter mungkin akan menyarankan imunoterapi untuk alergi (suntikan alergi).

    Metode pengobatan ini bertujuan untuk mengurangi sensitivitas terhadap alergen tertentu.

    6. Rencanakan penanganan asma

    Pastikan bahwa anak Anda, keluarga, maupun pengasuhnya memahami cara mengenali dan merespons gejala asma.

    Buatlah rencana penanganan asma yang jelas dengan menyertakan informasi tentang cara menggunakan obat, pertolongan pertama asma pada anak, dan kapan harus mencari bantuan medis ke dokter.

    7. Pantau kesehatan anak

    Rutin konsultasi kepada dokter untuk memantau kondisi anak dan menyesuaikan pengobatan jika diperlukan.

    Maka dari itu, penting bagi Anda sebagai orangtua dan pengasuhnya untuk memperhatikan perubahan gejala atau tanda-tanda perburukan kondisi alergi pada anak.

    Dengan menerapkan cara-cara ini, Anda dapat membantu mengelola alergi pada anak dan mengurangi risiko terjadinya riwayat asma atau memperburuk gejala.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Fakta medis diperiksa oleh

    Hello Sehat Medical Review Team


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan