backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Laringomalasia, Saat Napas Bayi Baru Lahir Berbunyi

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 3 hari lalu

Laringomalasia, Saat Napas Bayi Baru Lahir Berbunyi

Saat bayi baru lahir, seluruh organ tubuhnya masih belum berkembang secara sempurna seperti orang dewasa. Salah satu kondisi yang sering bayi baru lahir alami adalah napas yang berbunyi atau laringomalasia.

Apakah kondisi ini berbahaya? Apa penyebab laringomalasia? Berikut penjelasan lengkapnya.

Apa itu laringomalasia?

Laringomalasia atau laryngomalacia adalah kelainan bawaan pada laring yang merupakan bagian dari sistem pernapasan.

Saat bayi menarik napas, bagian laring di atas pita suara menjadi lebih lembut dan menghalangi jalan napas bayi untuk sementara.

Kondisi ini membuat napas bayi berbunyi dan agak berisik, terutama saat posisi tidur bayi telentang.

Laringomalasia sering terlihat pada minggu atau bulan pertama kehidupan bayi. Biasanya kondisi ini akan membaik saat usia bayi 12 bulan dan sembuh pada usia 18-24 bulan.

Laringomalasia apakah bahaya?

Tidak, laringomalasia tidak bahaya. Meskipun disertai dengan suara bising saat bernapas, sebagian besar bayi dengan kondisi ini masih dapat bernapas. Ia juga tetap bisa makan, minum, dan tumbuh seperti biasa.

Tanda dan gejala laringomalasia

bingung puting

Bila bayi ibu lahir dengan kondisi laring yang lunak, tanda dan gejalanya akan terlihat saat ia baru lahir. Gejala ini akan semakin jelas terlihat saat minggu pertama kehidupan bayi

Mengutip dari Children Hospital of Philadelphia, ada beberapa tanda dan gejala laringomalasia pada bayi, seperti berikut ini.

  • Napas berisik (mengi), terutama saat bayi menangis atau tidur telentang.
  • Suara bayi bernada tinggi.
  • Bayi sering tersedak saat menyusu.
  • Berat badan sulit naik.
  • Menarik leher dan dada setiap menarik napas.
  • Sulit makan saat usia 6 bulan ke atas.

Terkadang, kondisi napas yang berisik bisa menjadi sangat parah sebelum nantinya membaik saat usia bayi 4—8 bulan.  Masalah pernapasan ini akan ada sampai bayi berusia 18—20 bulan.

Penyebab laringomalasia

Mengutip dari American Thoracic Society, penyebab laringomalasia masih belum pasti.

Namun, kemungkinan paling besar penyebab laringomalasia adalah laring bagian atas saluran udara yang tidak kencang. Dalam istilah medis, definisi laringomalasia adalah kondisi laring yang lunak.

Laring berisi pita suara yang terbuka saat seseorang menangis, bernapas, bicara, atau makan dan minum. 

Laring juga memiliki tulang rawan yang menggerakkan pita suara dan melindungi tenggorokan dari makanan yang masuk saat menelan. 

Tulang rawan ini mencakup aritenoid dan katup napas. Pada laringomalasia, kondisi aritenoid lebih lembut dan lunak.

Ini membuat napas bayi berbunyi terutama saat sedang tidur posisi telentang. 

Cara mendiagnosis laringomalasia

cara menggendong bayi

Saat melihat ada kondisi yang tidak biasa pada bayi baru lahir, dokter akan memberitahu kondisi kesehatan bayi saat itu juga.

Kemudian, dokter akan merekomendasikan tes nasopharyngolaryngoscopy (NPL) untuk melihat lebih lanjut masalah pada laring bayi. 

Cara pemeriksaan NPL ini dengan memasukkan kamera kecil pada lubang hidung bayi. Bentuk kameranya tali panjang seperti spageti dengan lampu pada bagian ujungnya.

Kamera ini akan masuk ke lubang hidung bayi sampai bawah tenggorokan tempat laring berada. Ini bertujuan agar dokter bisa melihat pita suara si Kecil. 

Selain dengan NPL, dokter akan mendiagnosis laringomalasia dengan beberapa tes lain, seperti:

  • rontgen leher,
  • fluoroskopi saluran napas,
  • mikrolaringoskopi dan bronkoskopi (MLB),
  • esophagogastroduodenoscopy (EGD), dan
  • evaluasi endoskopi fungsi saat menelan.

Lima pemeriksaan tersebut untuk mendiagnosis sejauh mana masalah pernapasan pada anak ibu.

Pengobatan laringomalasia

Mengutip dari Children Hospital of Philadelphia, 90% kasus laryngomalacia bisa sembuh dengan sendirinya saat bayi berusia 18—20 bulan. 

Meski begitu, pada kasus yang sangat jarang, bayi membutuhkan beberapa pengobatan bahkan sampai prosedur operasi.

1. Pemberian obat GERD

Biasanya dokter akan merekomendasikan obat yang membantu mengontrol refluks asam lambung (GERD). 

Pemberian obat tersebut perlu karena kondisi GERD pada si Kecil bisa memperburuk gejala laringomalasia.

2. Prosedur operasi

Bila bayi memiliki gejala yang sangat parah, seperti berat badan bayi yang kurang,  wajah membiru, atau memiliki jeda saat napas, mungkin dokter akan melakukan operasi.

Prosedur operasi ini bernama supraglottoplasty dengan menggunakan teleskop kecil untuk mengakses kotak suara bayi lewat mulut.

Operasi ini mungkin tidak akan menghilangkan suara berisik saat bayi bernapas. Namun, bisa mengurangi beberapa kondisi berikut.

  • Mengurangi kondisi jeda saat bernapas.
  • Memberikan oksigen tambahan.
  • Memperbaiki kemampuan menelan.
  • Meningkatkan berat badan bayi.

Untuk lebih jelasnya, konsultasikan kepada dokter dan sesuaikan perawatan dengan kondisi si Kecil.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 3 hari lalu

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan